"Buku Why Nations Fail yang saya maksud saya sudah baca tahun 2012 bukan 2002," kata Firli saat dikonfirmasi, Selasa, 24 November 2020.
Firli mengeklaim membaca buku itu ketika bertugas sebagai ajudan wakil presiden (wapres). Mantan Deputi Penindakan KPK itu membaca buku edisi terbitan awal yang belum diterjemahkan ke Bahasa Indonesia.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Buku Why Nations Fail salah satu koleksi buku saya," ujar Firli.
Sebelumnya, Firli dalam sambutannya di Acara Serah Terima Barang Rampasan dari KPK menyinggung buku yang dibaca sekaligus diunggah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berjudul 'How Democracies Die'. Firli membandingkan dengan buku lainnya.
"Kalau kemarin saya lihat ada di media Pak Anies membaca How Democracies Die. (Kalau saya) Bukunya ada Why Nation Fail, itu sudah lama saya baca, tahun 2002 sudah baca buku itu," kata Firli melalui akun YouTube 'KPK RI'.
Baca: Dugaan Korupsi di Asuransi Jasindo Diusut KPK
Kendati begitu, ada ketidaksesuaian dari pernyataan Firli Bahuri. Buku Why Nations Fail yang ditulis Daron Acemoglu dan James Robinson tersebut baru terbit pada 2012. Sedangkan buku How Democracies Die terbit pada Januari 2018.
Lebih lanjut Firli membeberkan tiga urgensi terkait pemberantasan korupsi yang dia pelajari dari buku Why Nations Fail. Pertama, mengenai penyelamatan keuangan dan kekayaan negara,
Kedua, bagaimana menjamin penyampaian hak politik dan sosial. Ketiga, menjamin keselamatan bangsa serta warga negaranya.
Firli menegaskan korupsi menyerang segala aspek. Hal tersebut merugikan warga dan menjatuhkan perekonomian sebuah negara.
"Korupsi adalah kejahatan yang merasuk kepada seluruh sendi-sendi kehidupan. Seluruh aspek kehidupan bisa berdampak kalau ada korupsi," ucap Firli.
(JMS)