Ilustrasi. Antara/Prasetia Fauzan.
Ilustrasi. Antara/Prasetia Fauzan.

Sasar Kalangan Muda, BPIP Dinilai Perlu Sosialisasikan Pancasila di TikTok

Andhika Prasetyo • 27 Oktober 2022 13:44
Jakarta: Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dinilai perlu lebih gencar menyosialisasikan Pancasila di media sosial yang banyak diisi kalangan muda. Seperti generasi milenial dan Z, bahkan alfa.
 
Direktur Media Kernels Indonesia Ismail Fahmi menilai BPIP belum banyak masuk ke platform kekinian, terutama TikTok. Padahal, aplikasi jejaring sosial itu digunakan oleh 99,1 juta orang di Tanah Air.
 
"Kalau seandainya BPIP tidak muncul di TikTok, saya khawatir Pancasila didefinisikan orang lain, dan itu bisa benar, bisa salah," ujar Ismail dalam acara Indentifikasi Distorsi Pemahaman Nilai-nilai Pancasila di Media Sosial di Jakarta, Kamis, 27 Oktober 2022.

Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?


Kekhawatiran itu memang masuk akal. Berdasarkan data yang dihimpun Drone Emprit, lembaga pengolah data milik Ismail, ada banyak konten kreator yang saat ini membuat video-video dengan tema Pancasila. Hanya saja, sebagian besar video itu berbentuk hiburan seperti kuis.
 
"Ada kreator membuat video berisi pertanyaan tentang Pancasila, dan banyak anak muda yang ditanyai tidak tahu," jelasnya.
 

Baca: BPIP: Keagamaan Seyogianya Mencerahkan dan Cair


Menurut dia, sudah saatnya BPIP masuk merangkul kaum muda di TikTok. "BPIP harus masuk agar Pancasila dinarasikan secara benar," ungkap dia.
 
Selain itu, publikasi tentang Pancasila juga harus dilepaskan dari bahasan politis dan perangkap pro dan kontra. Ismail melihat di sejumlah media sosial seperti Facebook dan Twitter, pembahasan ideologi negara masih dalam bentuk perdebatan antara yang setuju dan tidak setuju.
 
"Analisa masaahnya di Twitter masih didominiasi oleh nuansa politis, pro kontra pemerintah. Kita masih terperangkap pada pro dan kontra ini. Kita harus keluar dari sini. Ini tugas BPIP untuk membawa Pancasila dari jebakan pro dan kontra. Kita perluas ke kluster yg lain, milenial dan z," terang Ismail.
 
Menurut dia, BPIP bisa menggandeng influencer muda. Mereka bisa diundang untuk dimintai masukan, saran, kritik bagaimana sebaiknya Pancasila itu disosialisasikan.
 
"Strateginya, fokusnya itu di narasi bagaimana Pancasila masuk ke generasi milenial, generasi Z," ujarnya.
 
(AGA)




LEAVE A COMMENT
LOADING

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif