"Analisis sementara, berdasarkan kondisi dinamika atmosfer terkini adanya pusat tekanan rendah (1.008 hPa) di Laut China Selatan dan pusat tekanan rendah LPA (998 hPa) di Laut Timur," ujar Koordinator Operasional Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado, Ben Arther Molle, Jumat, 22 Januari 2021.
Kondisi ini, sebut dia, membentuk sirkulasi siklonal yang menyebabkan pola gradien angin di Sulut yaitu konvergensi massa udara atau pertemuan massa udara di wilayah ini.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Massa udara yang bertemu di Sulut merupakan massa udara basah yang terbawa dari Samudera Pasifik sebelah barat.
Teridentifikasi labilitas atmosfer (pengamatan udara atas) pada jam 00 UTC memiliki indeks-indeks labilitas yang kuat dan memiliki energi besar untuk mendukung terjadinya pertumbuhan awan kumulonimbus di wilayah Sulut khususnya Kota Manado dan sekitarnya.
Baca juga: 3 Warga Meninggal Akibat Banjir-Longsor di Manado
Ben menambahkan kelembaban udara di lapisan 850mb sebesar 80 persen, 700mb 80 persen, dan 500 mb 100 persen, yang menunjukkan kelembapan udara dari lapisan bawah hingga lapisan atas sangat basah sehingga mendukung pertumbuhan awan-awan kumulonimbus di provinsi yang memiliki 15 kabupaten dan kota itu.
"Kondisi atmosfer demikian mengakibatkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat dan petir dalam durasi waktu yang lama," jelasnya.
BMKG memutakhirkan peringatan dini cuaca ekstrem pukul 22.35 Wita, berpotensi terjadi hujan sedang hingga lebat yang disertai kilat/petir dan angin kencang di wilayah Kabupaten Minahasa (seluruh wilayah), Kabupaten Bolaang Mongondow (bagian utara), Kabupaten Bolaang Mongondow Timur (bagian timur).
Kondisi ini dapat meluas ke wilayah Kabupaten Kepulauan Sitaro (seluruh wilayah), Kabupaten Kepulauan Talaud (bagian selatan dan timur, Kabupaten Minahasa Utara (bagian selatan), Kota Bitung (bagian selatan), Kota Tomohon (seluruh wilayah) hingga 23 Januari 2021 pukul 01:35 Wita.
(MEL)