"Tadi pagi terjadi awan panas guguran pukul 08.02 WIB, dengan amplitudo 28 ml, durasi 154 detik," kata Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, di Yogyakarta.
Guguran awan panas itu terjadi di arah barat daya dengan tinggi kolom asap sekitar 200 meter.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Jarak luncuran (awan panas) tidak teramati, hanya terlihat di puncaknya," ujar dia.
Baca juga: Kota Bandung Tak Janji Ikut Terapkan PSBB Jawa-Bali
Melihat durasi guguran, lanjut Hanik, jaraknya tidak begitu jauh. Ia memperkirakan luncuran awan kurang dari satu kilometer.
"Dari data seismik durasi 154 detik. Ini awan panas guguran pertama kecil yang terjadi," ungkapnya.
Hanik mengatakan dugaan gundukan kecil di puncak Gunung Merapi akan menjadi sumber munculnya awan panas didasarkan pada arah luncuran awan panas di barat daya.
Sampai saat ini, BPPTKG belum memperoleh laporan soal hujan abu. Ia menilai hujan abu potensi cukup kecil karena luncuran awan panas tidak dalam skala besar.
Hanik mengimbau masyarakat di sekitar Gunung Merapi tetap waspada dengan munculnya awan panas itu. Status Gunung Merapi masih siaga dan kawasan rawan bencana masih berjarak lima kilometer dari puncak.
(MEL)