"Sebenarnya sudah ada laporan 1.000-an di GISAID dari berbagai negara di dunia sejak Maret 2020," kata Ketua ITD Unair, Maria Lucia Inge Lusida, Selasa, 18 Januari 2022.
Inge menjelaskan varian ini berasal dari mutasi virus korona dengan kode B.1.619. Disebut lokal lantaran baru ditemukan dari hasil sampel pasien covid-19 di Jatim.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"B.1.619 kemarin sementara kami sebut lokal," ujarnya.
Baca juga: Bencana Hidrometeorologi Ancam 4 Wilayah Selatan Jateng
Bahkan, kata Inge, GISAID telah menerima laporan ada satu isolat B.1.619 dari Indonesia. GISAID adalah lembaga independen global yang melaporkan varian-varian virus serta sekuensnya.
Inge belum menjelaskan lebih lanjut apakah mutasi ini menjadi variant of concern (VoC) atau variant of interest (VoI), "Makanya tidak ada yang istimewa dari B.1.619."
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Riset, Inovasi dan Community Development Unair, Ni Nyoman Tri Puspaningsih, mengatakan Unair sebenarnya sudah sempat menemukan mutasi lokal di Jatim sebelum B.1.619. Namun, kata dia, ITD Unair masih aktif meneliti sekuens dari sampel virus, timnya menemukan dua mutasi lokal yaitu D614G dan Q677H.
Bahkan, kata Nyoman, Ketua Peneliti Vaksin Merah Putih Unair, Fedik Abdul Rantam, juga sempat menerbitkan artikel ilmiah mengenai isolat Jatim D614G.
"D614G kan mendominasi sampai sekarang ada di semua varian alpha, beta, gamma, delta, dan omicron," jelas Nyoman.