"Hujan sudah merata tapi ada beberapa wilayah yang masih krisis air dan harus di-dropping," kata Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Edy Basuki dihubungi, Jumat, 30 Oktober 2020.
Edy menjelaskan, hujan yang sudah terjadi mulai sepekan yang lalu belum bisa mencukupi kebutuhan air bersih. Ia mengatakan, air hujan belum memenuhi tempat penampungan milik warga.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Air hujan ini memang tidak semua digunakan untuk kebutuhan konsumsi. Jadi bantuan air bersih masih dibutuhkan," ungkapnya.
Baca: 636 Tangki Air Bersih Disalurkan ke 19 Desa Kekeringan di Klaten
Edy melanjutkan, total dropping air yang sudah dilakukan mencapai 1.600 tangki dari total yang dipersiapkan mencapai 1.800 tangki. Adapun anggaran yang disiapkan untuk memasok kebutuhan air bersih Rp700 juta.
"Sejumlah daerah yang masih membutuhkan dropping air bersih, seperti Kecamatan Rongkop, Girisubo, dan tepus," ungkapnya.
Menurut Edy, pengiriman bantuan air bersih akan dievaluasi dalam beberapa pekan ke depan. Dropping air bakal dihentikan saat hujan dalam intensitas tinggi sudah merata.
Camat Rongkop, Agung Danarto, warga di daerahnya masih membutuhkan bantuan air bersih dari pemerintah. Bantuan air lebih dikhususkan untuk kebutuhan konsumsi.
"Air hujan yang sudah tertampung sampai saat ini hanya untuk memberi minum ternak dan mandi. Kalau untuk kebutuhan rumah tangga belum mampu tanpa adanya bantuan," kata dia.
Sementara, Camat Tepus, Alsito, menambahkan, hujan yang sudah turun memang belum mampu memenuhi kebutuhan domestik warga. Ia menyebut warganya masih membutuhkan bantuan, hingga air hujan bisa memenuhi bak penampungan setiap warga.
(LDS)