Yayang, 34, salah seorang pemilik pengrajin sepatu di Cibaduyut mengaku sangat terasa dampak dari wabah korona sejak dua bulan terakhir. Pesanan yang ia dapat biasanya dalam sepekan mencapai 200 pasang sepatu, namun kini menurun hingga 80 persen.
"M
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Bahkan kini Yayang harus merumahkan sebagian pekerja karena sepi orderan sepatu yang didapatkan. Awalnya Yayang memiliki tujuh pekerja di rumahnya, namun kini hanya menyisakan dua orang.
"Pertama yang kerja ada sampai tujuh orang, sekarang cuma dua orang, soalnya menurun ordernya," ungkapnya.
Selain itu, Yayang pun kesulitan untuk mendapatkan bahan baku membuat sepatu, baik itu sepatu jenis kain atau pun kulit. Jika mendapatkan bahan baku, Yayang harus meronggoh kocek lebih banyak karena harganya naik semenjak wabah korona melanda khususnya di Bandung.
"Bahan bakunya juga sulit untuk di dapat," pungkas Yayang.
Hal senada pun diungkapkan Ervan, 34, pengrajin sandal sepatu di Cibaduyut. Kini Ervan hanya bisa memproduksi 100 pasang dalam satu pekan karena minimnya pesanan terutama dari pelanggan.
"Biasanya seminggu bisa sampai 200 pasang, tapi sekarang setengahnya," pungkas Ervan di tempat yang sama.
(ALB)