"Bentrok antarwarga kemarin itu bermula dari kelompok warga yang 37 kepala keluarga di sana mendatangi warga pekerja lalu mulai memprovokasi," katanya, melansir Antara, Jumat, 16 Oktober 2020.
Aria Sandy menjelaskan, warga yang datang melakukan provokasi juga melempari warga yang bekerja. Sehingga mengenai salah satu pekerja.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kemudian di lokasi tersebut juga terdapat salah satu tokoh masyarakat dari Nabuasa yang didorong hingga jatuh. Walhasil memicu kemarahan kelompok warga lainnya.
Baca: Bentrok Antarwarga Pecah di Besipae NTT
Dia menuturkan, akibatnya pihak Nabuasa marah dan turun kemudian mengejar dan memukul kelompok warga. Kemudian, kelompok warga terdiri dari 37 KK tersebut lari, hingga masuk ke hutan.
"Jadi awalnya dari provokasi, mencari gara-gara yang biasanya cuma teriak-teriak, namun ini pakai kekerasan sehingga warga lain marah," ungkap dia.
Aria Sandy mengatakan, setelah kejadian tersebut pihaknya juga langsung berkoordinasi dengan pimpinan TNI-AD di daerah setempat. Hal itu dilakukan untuk upaya pengamanan dan antisipasi konflik susulan.
Ia menyebutkan sekitar 20-an personel dari polres dan polsek telah disiagakan di lokasi, bersama aparat TNI-AD melakukan pengamanan dan pencegahan.
"Jadi anggota masih tetap di sana untuk antisipasi karena kalau warga yang lari itu muncul lagi maka bisa terjadi konflik susulan," tukasnya.