"Warga yang mengungsi sebelumnya sempat pulang ke rumah masing-masing. Kami minta mereka kembali ke pengungsian karena aktivitas Merapi kembali meningkat," urai Kepala Desa Balerante, Sukono, di Klaten, Rabu, 6 Januari 2021.
Dia menjelaskan, warga kembali ke rumah karena merasa bosan di pengungsian. Setelah keluar imbauan untuk kembali ke pengungsian, sejumlah warga langsung ke Gedung Balai Desa yang merupakan lokasi pengungsian sementara. Sebanyak 227 warga dari Desa Balerante mengungsi, mereka merupakan kelompok rentan.
Baca: Ganjar Minta Semua Warga Terdampak Erupsi Merapi Mengungsi
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Mereka berasal dari Dusun Ngipiksari, Dusun Sambungrejo, Dusun Sukorejo dan Dusun Gondang. Kalau untuk hewan ternak milik pengungsi masih dikandangkan komunal tidak jauh dari lokasi tempat evakuasi sementara. Ada juga sebagian yang dijual pemiliknya," imbuhnya.
Sebelumnya, Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, mengatakan guguran dari puncak Merapi tercatat sebanyak 23 kali, pada Selasa petang hingga malam, 5 Januari 2021. Guguran gempa tercatat dengan amplitudo antara 3-41 mm dan durasi 11-127 detik.
“Jarak luncur guguran diperkirakan maksimal 500 meter ke arah barat daya. Guguran lava pijar teramati dari kamera CCTV pada pukul 18.47 dan 19.11 WIB," ungkapnya.
Sementara itu, aktivitas guguran juga terdengar di Pos Babadan pada pukul 20.21 WIB dan 22.00 WIB pada hari yang sama. Sedangkan Pos Kaliurang mengamati guguran lava pijar dan mendengar suara guguran pada pukul 22.37 WIB dan 23.00 WIB.
(LDS)