Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Garut, Tubagus Agus Sofyan, mengatakan puluhan santri putri di pondok pesantren itu mengalami keracunan setelah mengonsumsi makanan dimasak pada siang hari. Para santri merasakan mual, pusing, muntah dan diare.
"Makanan yang mereka masak berupa bubur. Mereka masak Minggu siang dan dimakan malam harinya. Pengurus pondok pesantren langsung berkoordinasi dengan puskesmas setempat supaya secepatnya melakukan penanganan keracunan massal," kata Tubagus, Senin, 9 November 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca juga: Kendari Tata Pasar Tradisional demi Pedagang Lokal
Tubagus mengatakan jumlah santri yang keracuan ada 44 orang. Sebanyak 22 orang dirawat di puskesmas dan sisanya berobat jalan.
Ada dugaan sumber racun berasal dari bubur yang mereka masak secara berkelompok. Saat ini sampel bubur sudah diperiksa di laboratorium Bandung.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Leli Yuliani, mengatakan korban keracunan massal di Kecamatan Bayongbong semuanya perempuan. Mereka memasak bubur dan membeli daging ayam matang dan cakue.
"Kini sampel bubur, daging ayam, dan cakwe sedang diperiksa di laboratorium. Pasien yang mendapat perawatan di Puskesmas Bayongbong ada 22 orang dan lainnya memilih berobat jalan. Kami masih menunggu hasilnya agar tahu sumber penyebabnya," jelas dia. (Kristiadi)
(MEL)