"Sedangkan 55 pengungsi lainnya di barak Balai Desa Tegalmulyo," ujar Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klaten, Nur Tjahjono Suharto, Minggu, 29 November 2020.
Ia mengatakan dari 336 pengungsi, 153 di antaranya kelompok rentan, seperti balita, lansia, difabel, ibu menyusui, ibu hamil, dan anak-anak.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Baca juga: BPBD NTT Kirim Ribuan Masker untuk Pengungsi Gunung Ile Lewotolok
"Pengungsi kelompok rentan di barak Balai Desa Balerante berjumlah 126 orang dan 27 orang di Balai Desa Tegalmulyo. Kondisi mereka saat ini secara umum baik," jelasnya.
Saat ini, barak Balai Desa Balerante menampung pengungsi asal Dukuh Sambungrejo, Ngipiksari, Ngelo, Gondang, dan Sukorejo. Sedangkan di barak Balai Desa Tegalmulyo pengungsi dari Dukuh Canguk, Sumur, dan Pajegan.
Menurut Nur Tjahjo, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menaikkan status siaga Gunung Merapi dari waspada (level II) menjadi siaga (level III) pada 5 November 2020. BPPTKG menetapkan tiga desa di Kecamatan Kemalang, yaitu Balerante, Tegalmulyo, dan Sidorejo masuk kawasan rawan bencana (KRB) III Gunung Merapi. Namun, di Desa Sidorejo sampai saat ini belum ada pengungsian. (Djoko Sardjono)
(MEL)