Fakhrizadeh, ilmuwan yang dituding Israel dan Amerika Serikat sebagai kepala program senjata nuklir Iran, tewas dalam penyergapan ala militer. Serangan melibatkan sebuah bom truk dan sekelompok pria yang melepaskan tembakan ke arah mobil Fakhrizadeh.
Iran telah menuduh Israel sebagai dalang di balik pembunuhan Fakhrizadeh dan mengancam akan membalas dendam. Israel belum berkomentar secara terbuka atas tuduhan tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Pembunuhan (ayah) sudah seperti sebuah perang," kata dua anak Fakhrizadeh dalam wawancara bersama media IRIB, dan dilansir oleh Times of Israel pada Sabtu, 5 Desember 2020.
Kedua anak tersebut tidak sedang bersama ayah mereka selama berlangsungnya pembunuhan, meski beberapa laporan awal menyebutkan adanya anggota keluarga yang bepergian bersama korban saat terjadinya serangan.
Baca: Iran Berhasil Identifikasi Pembunuh Ilmuwan Nuklir Mohsen Fakhrizadeh
Istri Fakhrizadeh berada di samping sang suami saat serangan terjadi. Beruntung, ia tidak terkena satu pun peluru. Laporan New York Times menyebutkan bahwa istri Fakhrizadeh mengalami luka dari serpihan senjata.
"Ayah saya terkena empat hingga lima kali tembakan," kata salah satu anak Fakhrizadeh.
Keduanya, yang tidak disebutkan namanya, mengatakan bahwa ayah mereka sempat mendapat peringatan dari tim keamanan mengenai bepergian di hari kejadian. Namun Fakhrizadeh tetap memutuskan keluar rumah untuk menghadiri sebuah pertemuan.
Pernyataan kedua anak Fakhrizadeh terlihat bertentangan dengan pernyataan beberapa pejabat Iran, yang mengatakan bahwa korban dibunuh dengan senjata yang dikendalikan dari jarak jauh.
Kematian Fakhrizadeh berpotensi memperbarui ketegangan antara Amerika Serikat dan Iran menjelang berakhirnya masa kepemimpinan Donald Trump untuk digantikan Joe Biden.
(WIL)