“Keputusan Presiden Recep Tayyip Erdogan didukung oleh anggota parlemen dari Partai Keadilan dan Pembangunan yang berkuasa, Partai Rakyat Republik yang beroposisi, Partai Gerakan Nasionalis, dan Partai Baik,” laporan dari Tass, Rabu 18 November 2020.
Bentrokan baru antara Azerbaijan dan Armenia meletus pada 27 September di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh. Pada 9 November, Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev dan Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menandatangani pernyataan bersama tentang gencatan senjata lengkap di Nagorno-Karabakh mulai 10 November.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Berdasarkan dokumen tersebut, pihak Azerbaijan dan Armenia akan mempertahankan posisi tersebut yang mereka pegang dan penjaga perdamaian Rusia akan dikerahkan ke wilayah tersebut.
Sebuah memorandum tentang pembentukan pusat pemantauan gencatan senjata Rusia-Turki di Nagorno-Karabakh ditandatangani pada 11 November setelah pembicaraan online antara Menteri Pertahanan Rusia dan Turki, Sergei Shoigu dan Hulusi Akar.
Presiden Putin pada Selasa 17 November, melihat peran Turki pada konflik Nagorno-Karabakh sudah jelas.
“Peran Turki, sudah terkenal, sudah berulang kali dikatakan di Azerbaijan dan pihak Turki tidak pernah merahasiakannya. Mereka secara sepihak mendukung Azerbaijan," kata Putin.
“Nah, apa yang bisa saya katakan? Ini adalah konsekuensi geopolitik dari runtuhnya bekas Uni Soviet,” jelas Putin.
Pemimpin Rusia itu menegaskan bahwa Azerbaijan adalah negara berdaulat merdeka yang berhak memilih sekutunya sesuka hatinya.
(OGI)