Turki menghadapi kritik di antara sekutu Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) itu pada pertemuan di London, Inggris. Erdogan sebelumnya mengancam akan menghalangi kebijakan pertahanan yang lebih kuat untuk negara-negara Baltik dan pertemuan ‘empat mata’ ini tidak ada dalam agenda Trump.
“Kedua presiden membahas pentingnya Turki memenuhi komitmen aliansi, lebih lanjut memperkuat perdagangan melalui peningkatan perdagangan bilateral sebesar USD100 miliar. Mereka juga membahas tantangan keamanan regional, dan keamanan energi," kata seorang pejabat Gedung Putih, seperti dikutip AFP, Rabu, 4 Desember 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Direktur Komunikasi Kepresidenan Turki, Fahrettin Altun juga mengomentari mengenai pertemuan itu. “Pertemuan itu berlangsung dengan produktif dan berjalan selama 30 menit,” ujar Altun, melalui Twitter.
Beberapa sekutu barat Turki, terutama Prancis, telah dengan tajam mengkritik operasi Ankara di Suriah utara. Operasi itu menargetkan pejuang milisi Kurdi yang membantu mengalahkan kelompok teroris Islamic State (ISIS).
Selain itu Eropa juga kesal bahwa Erdogan memilih untuk membeli dan menggunakan sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia. Hal itu jelas bertentangan dengan ancaman sanksi AS dan kebijakan pengadaan pertahanan NATO.
Tetapi Ankara pada gilirannya menuntut anggota NATO untuk mengakui kelompok-kelompok Kurdi sebagai ‘teroris’ Mereka juga mengancam akan menentang langkah-langkah untuk menopang anggota Eropa timur terhadap ancaman dari Rusia.
Para pemimpin NATO sendiri melakukan pertemuan di London untuk membahas ketidaksepakatan terhadap pengeluaran. Mereka juga membahas ancaman ke depan termasuk Tiongkok dan juga peran Turki di pakta pertahanan itu.
(FJR)