"Berdasarkan statistik kami, satu juta warga sipil Ukraina di wilayah timur telah dipindahkan secara paksa ke Rusia, termasuk 200 ribu anak-anak," kata Dubes Hamianin secara daring kepada awak media di Jakarta, Selasa, 26 April 2022.
"Lebih dari dua ribu anak yatim piatu Ukraina juga telah 'didistribusikan' paksa ke keluarga-keluarga di Rusia," sambungnya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dubes Hamianin mengatakan bahwa informasi seputar pemindahan paksa ini telah ditutup pihak Rusia. Moskow tidak menyebut sudah dipindahkan ke mana saja warga-warga Ukraina tersebut.
Menurut Dubes Hamianin, pemindahan paksa ini merupakan kelanjutan dari kejahatan perang yang dilakukan Rusia. "Ini sama saja seperti menyandera, karena memindahkan begitu saja tanpa izin," ungkapnya.
Ia menegaskan bahwa otoritas Ukraina bertekad akan menginvestigasi pemindahan paksa ini, dan menyeret Rusia ke hadapan hukum internasional.
"Semua warga Ukraina yang telah dipindahkan itu harus dipulangkan setelah perang berakhir," tutur Dubes Hamianin.
Sementara itu di Mariupol, kota yang juga berada di wilayah timur Ukraina, sejumlah warga sipil masih terjebak di kompleks pabrik baja Azovstal. Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa pihaknya sudah membuka koridor kemanusiaan di Mariupol, walau hal tersebut dibantah pihak Ukraina.
Menurut Kemenhan Rusia, warga sipil di Mariupol dapat pergi melalui koridor kemanusiaan "ke arah mana pun" yang mereka mau.
Baca: Dubes Ukraina Tegaskan Rusia Belum Kuasai Sepenuhnya Mariupol