Trump masih belum bersedia mengakui kekalahan, meski media-media besar AS telah memproyeksikan Biden sebagai pemenang. Perolehan electoral college atau suara elektoral Biden sudah melampaui batas minimal 270, sedangkan Trump tertinggal cukup jauh.
Kendati begitu, tim kampanye Trump tetap melayangkan berbagai gugatan hukum, dan yang terbaru adalah melalui sebuah petisi agar jutaan surat suara di negara bagian Georgia dihitung ulang.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Jujur saja, langkah-langkah tim hukum Trump merupakan sesuatu yang memalukan," kata Christie dalam wawancara dalam program This Week dari kantor berita ABC pada Minggu, 22 November.
Ia mengatakan tim Trump sering berbicara mengenai kecurangan pemilu "di luar gedung persidangan, namun saat berada di dalam ruang sidang, mereka tidak berbicara mengenai kecurangan."
"Saya merupakan seorang pendukung presiden. Saya dua kali memilih dia. Tapi pemilu memiliki konsekuensi, dan kita tidak bisa berpura-pura ada suatu hal yang terjadi padahal pada kenyataannya tidak terjadi apa-apa," ungkap Christie, mantan Gubernur New Jersey, dilansir dari laman BBC pada Senin, 23 November 2020.
Hingga saat ini masih banyak tokoh Republik yang mendukung langkah Trump. Namun beberapa tokoh, termasuk Christie, mulai menyadari bahwa apa yang dilakukan Trump akan berakhir sia-sia.
Sabtu kemarin, tim Trump mendapat pukulan telak usai seorang hakim menolak gugatan hukum petahana mengenai keabsahan jutaan suara pemilih yang dikirim melalui pos di negara bagian Pennsylvania.
Sebelumnya, Ibu Negara AS Melania Trump dan juga menantu presiden, Jared Kushner, dilaporkan telah menyarankan Trump untuk mengakui kekalahan dalam pemilu AS.
Baca: Melania Dikabarkan Ikut Bujuk Trump Terima Kemenangan Biden
(WIL)