Pejabat medis AS kembali menyarankan warganya untuk mengikuti vaksinasi booster. Pasalnya, varian Omicron mencangkup 99 persen infeksi covid-19 di AS.
"Efektivitas vaksin primer (dua dosis) turun ke 76 persen pada enam bulan setelah dosis kedua. Jika di-booster dengan vaksinasi ketiga, angkanya bisa naik ke 94 persen. Jadi, harus dilakukan vaksinasi booster," kata Direktur Central for Disease Control and Preventinon (CDC), Rochelle Walensky, dalam program Selamat Pagi Indonesia, Metro TV, Kamis, 27 Januari 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sepertinya, warga AS semakin tak berminta untuk melakukan vaksinasi booster. Pantauan CDC, baru 40 persen warga yang melakukan vaksinasi dosis ketiga.
Padahal, pada Desember 2021, saat Omicron amat menginfeksi, jumlah warga yang mengikuti vaksinasi booster tembus 1 juta orang per hari. "Kini, angkanya menyusut tajam hingga ratusan ribu suntikan booster per hari," kata Rochelle.
Baca: Ingin Vaksinasi Booster? Cek Syarat, Tiket Vaksin, hingga Alur Penyuntikan
Hasil survei sebuah lembaga di AS juga memperlihatkan hal serupa. Sekitar 60 persen responden mendukung vaksinasi dua dosis tetap bisa menjadi prasyarat untuk kembali beraktivitas tanpa khawatir menulari atau tertular covid-19.
Sementara, hanya 47 persen responden yang ingin agar prasyarat beraktivitas diberlakukan bagi mereka yang sudah vaksinasi booster.
"Respon terhadap booster memang agak lemah. Penyebabnya ialah kurangnya komunikasi dan perdebatan ilmuwan. Sementara, sains berubah cepat," kata pengamat dari Medical Education School of Medicine, UC San Fransisco, Peter Chin-Hong. (Fauzi Pratama Ramadhan)