Dilansir dari Newsweek pada Senin, 25 Januari 2021, lebih dari 25,6 juta individu di AS telah dinyatakan positif covid-19 hingga Minggu kemarin, dengan angka kematian di atas 429 ribu.
Sebelum Joe Biden menjadi presiden AS, Fauci beberapa kali berseteru dengan Trump mengenai penanganan covid-19. Fauci menilai Trump kurang atau tidak mempedulikan data-data sains dalam perang melawan covid-19.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Dalam beberapa kampanye Trump, para pendukung gerakan "Make America Great Again" sering meneriakkan yel-yel "pecat Fauci." Trump sendiri pernah mengindikasikan akan memecat Fauci begitu pemilihan umum 2020 berakhir.
Kini bekerja di bawah pemerintahan Biden, Fauci mengatakan kepada media The New York Times bahwa Trump pernah membujuknya untuk tidak mengekspresikan tingkat keparahan pandemi di AS, negara dengan angka kasus covid-19 tertinggi di dunia.
"Saya beberapa kali mencoba mengekspresikan betapa seriusnya situasi di lapangan, namun respons (Trump) cenderung datar. "Tidak benar-benar seburuk itu, kan?' dan saya akan membalas, 'seburuk itu, Pak Presiden'" sebut Fauci, menceritakan kembali percakapannya dengan Trump.
Menurut Fauci, Trump juga beberapa kali lebih mendengarkan opini dari para kolega bisnisnya mengenai isu seputar pandemi. "Dia (Trump) terkadang menanggapi serius opini yang tidak berbasis data," sebut Fauci.
Deborah Birx, anggota Gugus Tugas Covid-19 yang bertugas bersama Fauci, juga mengutarakan hal senada. Ia mengaku harus menghadapi segelintir pejabat Gedung Putih yang menyangkal keberadaan virus tersebut di era Trump. Birx mengatakan Trump terkadang mendapat data "paralel" dari seseorang yang bertentangan dengan data ilmiah miliknya.
"Trump disodori grafik-grafik yang tidak pernah saya buat. Seseorang di dalam (Gedung Putih) atau di luar sana membuat serangkaian data dan grafik paralel untuk diberikan kepada presiden," tutur Birx.
Baca: Segelintir Pejabat Gedung Putih Era Trump Meyakini Covid-19 Hoaks
(WIL)