Penemuan beberapa foto di telepon milik pelaku penikaman di Nice, Brahim al-Aouissaoui, dapat mengindikasikan motif yang sama dengan pemenggalan guru di dekat Paris.
Dilanisir dari laman CGTN pada Sabtu, 14 November 2020, tim jaksa anti-teroris Prancis mengatakan, pemeriksaan telepon Aouissaoui juga memperlihatkan rangkaian gambar terkait grup kelompok militan Islamic State (ISIS). Tim tidak menyebutkan secara detail gambar-gambar apa saja yang ditemukan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Samuel Paty, seorang guru sekolah menengah pertama, dibunuh seorang pemuda asal Chechnya di dekat Paris. Sebelum serangan, pelaku sempat merekam pesan yang mengungkapkan niatannya untuk menghukum Paty karena telah memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad dalam pelajaran kebebasan berekspresi.
Pelaku pemenggalan, diidentifikasi sebagai Abdoulakh A., ditembak mati petugas.
Pemenggalan itu merupakan bagian dari rentetan aksi kekerasan di Prancis terkait dengan kartun Nabi Muhammad buatan majalah Charlie Hebdo. Muslim mengecam perilisan kartun tersebut, namun otoritas Prancis membelanya atas nama kebebasan berekspresi.
Sebelum ditemukannya foto di telepon genggam Aouissaoui, satu-satunya penghubung antar serangan di Nice dan Paris adalah kesamaan jenis senjata dan metode pembunuhan. Pelaku di Nice dan Paris sama-sama menggunakan pisau besar dan memenggal atau setidaknya berusaha memutus kepala korbannya.
Penikaman di Nice membuat Pemerintah Prancis menaikkan level ancaman terorisme untuk seantero negeri. Presiden Prancis Emmanuel Macron telah mengerahkan lebih banyak petugas untuk melindungi area-area rentan seperti tempat ibadah dan sekolah.
Prancis dan Jerman mendorong penjagaan di perbatasan Uni Eropa untuk meredam "ancaman terorisme" seperti yang diperingatkan Macron. Dalam kurun waktu satu bulan, ekstremis telah membunuh total delapan orang di Prancis, Nice dan juga Wina.
Baca: Prancis Tingkatkan Level Keamanan Menjadi Maksimum Usai Serangan Nice
(WIL)