Manajer Insiden WHO, Abdi Mahamud, menjelaskan bahwa bukti-bukti baru dari hasil riset dan penelitian seputar Omicron secara umum menunjukkan kabar baik.
"Semakin kami melihat lebih banyak studi (mengenai Omicron), varian ini menginfeksi saluran pernapasan atas. Jadi, tidak seperti varian lain yang menyebabkan gejala pneumonia berat," ucap Mahamud, dilansir dari Channel News Asia, Selasa, 4 Januari 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Infeksi saluran pernapasan atas atau upper respiratory tract infections (URI/URTI) adalah infeksi yang terjadi pada rongga hidung, sinus, dan tenggorokan. Beberapa penyakit yang termasuk dalam infeksi ini adalah pilek, sinusitis, tonsillitis, dan laringitis.
Baca juga: Pulang dari Luar Negeri, Ini Durasi Masa Karantina Terbaru!
Mahamud menggunakan salah satu studi dari Afrika Selatan. Peneliti di sana mengungkapkan, Omicron tidak menyebabkan risiko tinggi rawat inap. Pasien terinfeksi Omicron disebut dapat menjalani pengobatan mandiri di rumah.
Afsel merupakan negara yang pertama kali mendeteksi varian Omicron pada November lalu.
Meski tidak menyebabkan gejala berat, Omicron tetap harus diwaspadai. Pasalnya, varian ini terbukti sangat menular.
Menurut Mahamud, Omicron dapat menjadi varian paling dominan di berbagai negara dalam beberapa pekan kemarin, terutama di wilayah yang tingkat vaksinasinya rendah.