Mengenai penyiagaan pasukan AS, Pentagon menegaskan belum ada keputusan apapun dari pemerintah pusat mengenai pengerahannya.
"(Pengerahan pasukan) hanya akan terjadi jika aliansi militer NATO memutuskan untuk mengaktifkan pasukan reaksi cepat, atau jika situasi lain berkembang terkait penumpukan pasukan Rusia," kata juru bicara Pentagon John Kirby, dikutip dari BBC, Selasa, 25 Januari 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Sejauh ini tidak ada rencana mengerahkan (pasukan AS) ke Ukraina," sambungnya.
Beberapa anggota NATO, termasuk Denmark, Spanyol, Prancis dan Belanda, sudah berencana atau mempertimbangkan pengerahan pesawat jet tempur atau kapal perang ke Eropa timur untuk memperkuat pertahanan di kawasan.
Sepanjang akhir pekan kemarin, sekitar 90 ton "bantuan berbahaya" dari AS, termasuk amunisi untuk "pasukan pertahanan garis depan," sudah tiba di Ukraina.
Baca: Ukraina Estimasi Ada 127 Ribu Personel Militer Rusia di Perbatasan
Sementara Senin kemarin, Presiden AS Joe Biden telah menggelar pertemuan virtual dengan jajaran pemimpin Eropa. Mereka mendiskusikan perkembangan terkini terkait ketegangan Rusia-Ukraina.
Para pemimpin Eropa yang mengikuti konferensi video bersama Biden di antaranya Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Presiden Dewan Eropa Charles Michel, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Kanselir Jerman Olaf Scholz, Perdana Menteri Italia Mario Draghi, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Presiden Polandia Andrzej Duda dan PM Inggris Boris Johnson.
"Mereka semua menekankan kekhawatiran mengenai penumpukan personel militer Rusia di perbatasan, serta mengekspresikan dukungan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina," ujar pernyataan Gedung Putih.
Selama konferensi video, para pemimpin Eropa mengekspresikan harapan yang sama mengenai tercapainya sebuah resolusi diplomatik untuk menurunkan ketegangan isu Rusia-Ukraina.
"Saya baru saja menjalani pertemuan yang sangat, sangat baik. Semua pemimpin Eropa bersatu," ucap Biden setelah pertemuan.