Penasihat kepresidenan Ukraina Mykhailo Podolyak mengatakan bahwa segala bentuk konsesi, seperti menyerahkan wilayah kepada Rusia, hanya akan berbalik merugikan Ukraina karena Negeri Beruang Merah diyakini akan melancarkan serangan yang lebih kuat setelah pertempuran dihentikan untuk sementara.
"Perang tidak akan berhenti (setelah tercapainya konsesi apa pun)," sebut Podolyak, dikutip dari DW, Minggu, 22 Mei 2022.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Ia merasa aneh dengan seruan negara-negara Barat yang mendorong dilakukannya gencatan senjata, di mana nantinya Rusia akan tetap bertahan di area-area Ukraina yang sudah direbutnya semasa invasi.
"Mitra Eropa dan Amerika Serikat harus memahami bahwa Rusia tidak dapat dibiarkan setengah jalan, karena mereka hanya akan menjadi lebih kejam setelahnya. Rusia harus mengalami kekalahan menyakitkan," ungkap Podolyak.
Dialog damai Rusia-Ukraina tersendat sejak beberapa waktu lalu, dengan kedua kubu saling menyalahkan atas kegagalan negosiasi.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan bahwa perang dengan Rusia hanya bisa diselesaikan sepenuhnya melalui diplomasi.
"Akhir (dari perang) hanya bisa terwujud melalui diplomasi," kata Zelensky kepada sebuah saluran televisi Ukraina. "Peperangan sudah pasti akan berdarah-darah dan melibatkan pertempuran sengit, namun hanya bisa diakhiri secara definitif melalui diplomasi," sambungnya.
Isu utama penghambat dialog damai Rusia-Ukraina adalah apakah Moskow akan mempertahankan wilayah yang direbutnya dalam invasi, atau kembali ke perbatasan negara yang sudah diakui komunitas internasional.
Baca: Zelensky Tegaskan Diplomasi Satu-satunya Cara Mengakhiri Perang