Erdogan membuat pengumuman itu setelah pembicaraan pekan lalu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela pertemuan puncak regional di Uzbekistan.
Erdogan tidak memberikan perincian lengkap tentang pertukaran itu, menyebut orang-orang yang dipertukarkan sebagai "sandera" dan tidak mengatakan berapa banyak dari masing-masing pihak.
"Sebanyak 200 sandera akan dipertukarkan berdasarkan kesepakatan antara para pihak. Saya pikir langkah signifikan akan diambil ke depan," kata Erdogan dikutip oleh AFP, Selasa, 20 September 2022.
Sebagai anggota NATO, Turki telah mencoba untuk tetap netral dalam konflik, memasok drone tempur ke Kiev dan menghindari sanksi yang dipimpin Barat terhadap Moskow. Erdogan mengatakan dia memiliki "kesan" bahwa Putin bersedia mengakhiri perang.
Baca juga: Makin Sangar, Ini Ancaman Putin Jika Pembatasan Harga pada Ekspor Rusia Diberlakukan
"Kami melakukan diskusi yang sangat ekstensif dan dia benar-benar menunjukkan kepada saya bahwa dia bersedia untuk mengakhiri ini sesegera mungkin," kata Erdogan.
"Itu kesan saya karena keadaan saat ini cukup bermasalah," imbuhnya.
Erdogan mengatakan, kembalinya Rusia atas tanah yang direbut akan menjadi bagian penting dari setiap gencatan senjata yang langgeng. "Jika perdamaian akan dibangun di Ukraina, tentu mengembalikan tanah yang diserbu akan menjadi penting," ucapnya.
Ditanya berulang kali apakah Putin harus bertanggung jawab atas invasi ke Ukraina, Erdogan mengatakan tidak ada untungnya memihak. "Kami tidak akan membela satu pemimpin saja. Sebaliknya, kami harus mencari solusi yang akan memuaskan semua pihak yang terlibat," tegasnya.
Erdogan sendiri telah berulang kali mencoba menyatukan Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Turki untuk pembicaraan gencatan senjata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News