Perwakilan Iran di PBB Alireza Miryousefi menyatakan laporan tersebut bagian dari kampanye disinformasi yang dilakukan terhadap Iran dari luar negeri. Kelompok HAM yang berbasis di Inggris itu menuduh pasukan keamanan Iran menggunakan kekuatan yang berlebihan dan mematikan untuk meredam demonstrasi.
"Setiap angka korban yang tidak dikonfirmasi oleh pemerintah adalah spekulatif dan tidak dapat diandalkan," ucapnya seperti dikutip Al Jazeera pada Kamis 21 November 2019.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Iran diguncang protes berskala nasional yang dipicu kemarahan dan frustrasi meningkat setelah pihak berwenang meluncurkan skema penjatahan bensin dan memangkas subsidi. Langkah itu membuat harga-harga melonjak hingga 50 persen.
Para pejabat Iran mengatakan kenaikan harga itu sangat penting karena sanksi Amerika Serikat (AS). Dana yang dihimpun akan diberikan kepada orang-orang termiskin di negara itu.
Laporan Amnesty mengatakan pasukan keamanan bersikap brutal terhadap demonstran di 21 kota. Penembak jitu menembakkan peluru tajam ke kerumunan dari atap rumah dan helikopter.
"Tuduhan tak berdasar dan angka-angka palsu oleh entitas Barat yang bias tidak menggoyahkan tekad pemerintah membuat keputusan ekonomi yang bijaksana sambil menghormati HAM rakyatnya, termasuk secara bebas menggunakan hak mereka untuk memprotes dalam lingkungan yang damai," kata Miryousefi.
(WAH)