Hal ini diungkapkan Lee dalam unggahan di Facebook pada Jumat, 14 Januari 2022. Ia bertekad memperluas layanan kesehatan yang ditanggung negara, termasuk transplantasi rambut yang secara umum memakan biaya tinggi.
"Saya akan memperluas jaminan kesehatan negara untuk bisa mencakup obat perawatan rambut rontok, dan akan mempertimbangkan pembiayaan transplantasi rambut untuk kasus rambut rontok yang parah," kata Lee, dilansir dari AFP.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Mantan pengacara hak asasi manusia (HAM) itu mengatakan, kebijakan yang akan diambilnya nanti bertujuan mencegah diskriminasi warga. Menurutnya, warga Korsel yang mengalami masalah kerontokan rambut sering menerima tindakan diskriminatif.
Lee menambahkan, selama ini banyak warga Negeri Ginseng yang menggunakan obat rambut rontok berbahaya dan tidak efektif. Menurutnya, satu dari lima warga Korsel \mengalami masalah kerontokan rambut.
Sejauh ini, Lee belum mematok besaran biaya perawatan rambut rontok yang akan ditanggung negara.
Terdapat pro dan kontra terkait janji Lee. Seorang pendukungnya mengatakan, kerontokan rambut adalah sebuah penyakit, dan ia pun mendukung penuh tekad Lee.
Namun beberapa kritikus menganggap kebijakan tersebut, jika diterapkan, hanya akan menghabiskan anggaran kesehatan publik. "Apakah kita harus menanggung biaya resep Viagra (obat kuat) juga? Uang ini kan bukan milik Anda," kata mereka.
Lee merupakan salah satu dari dua capres di pilpres Korsel, yang rencananya akan berlangsung pada Maret 2022. Calon lainnya adalah Yoon Suk-yeol dari partai konservatif Korsel, Partai Kekuatan Rakyat (PPP).
Sedangkan presiden petahana, Moon Jae-in, tidak bisa lagi maju dalam pilpres Korsel 2022. Dalam konstitusi Korsel, seorang presiden hanya bisa menjabat selama satu periode.
Baca: Jelang Akhir Kepemimpinan, Presiden Korsel Serukan Perdamaian dengan Korut