Pemerintah akan mengajukan mosi untuk mengumumkan keadaan darurat pada Rabu, 2 Desember mendatang.
"Kita selalu menganggap perubahan iklim sebagai ancaman besar bagi wilayah kita. Ini adalah sesuatu yang harus segera kami tindaklanjuti," ucap Ardern, dilansir dari Channel News Asia, Kamis, 26 November 2020.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Sayangnya, kami tidak dapat membuat mosi seputar darurat iklim di parlemen pada masa jabatan terakhir. Namun kini kami bisa," serunya.
Ardern yang kembali berkuasa bulan lalu, memberikan kemenangan pemilihan terbesar untuk Partai Buruh kiri-tengahnya dalam setengah abad. Para pemilih menghadiahinya atas tanggapan yang tegas terhadap virus korona (covid-19).
Kemenangan gemilang memungkinkan partai Ardern untuk memerintah sendiri meskipun dia telah bergabung dengan Partai Hijau untuk masa jabatan tiga tahun berikutnya.
Anggota parlemen yang baru terpilih, dilantik Selasa kemarin dan langsung bekerja sehari kemudian. Parlemen kini memiliki beberapa anggota kulit berwarna, pendukung komunitas pelangi, dan sejumlah besar perempuan.
Dalam masa jabatan terakhirnya, pemerintah Ardern mengesahkan RUU Karbon Nol, yang menetapkan kerangka kerja nol emisi bersih pada tahun 2050, dengan dukungan lintas partai di parlemen.
Jika keadaan darurat iklim dilewati, Selandia Baru akan bergabung dengan negara-negara seperti Kanada, Prancis, dan Inggris yang telah mengambil jalur yang sama untuk memfokuskan upaya mengatasi perubahan iklim.
Pekan lalu, anggota parlemen Jepang mengumumkan keadaan darurat iklim dan berkomitmen pada jadwal yang pasti untuk emisi nol bersih.
(FJR)