"Pemerintah Indonesia dan Korea Selatan perlu membangun kerja sama yang lebih intensif melalui kolaborasi pembuatan konten. Upaya bersama ini dinilai akan membantu mengkampanyekan nilai dan budaya yang ada di kedua negara," ucap Ketua Komisi Penyiaran Indonesia, Ubaidillah, dalam sambutannya di Konferensi IBCC 2023 di Seoul.
Berdasarkan keterangan tertulis yang diterima Medcom.id, Sabtu, 23 September 2023, Ketua KPI menyampaikan bahwa Indonesia telah melakukan transisi dari penyiaran analog ke digital. Pelaksanaan siaran digital telah membawa perubahan signifikan pada lanskap penyiaran dan konten.
Penghematan alokasi frekuensi melalui digitalisasi telah membuka peluang usaha baru yang dapat dimanfaatkan oleh pelaku usaha baru. Hal ini telah menyebabkan keterbukaan yang lebih besar dalam perekonomian, menarik pemilik bisnis televisi baru dan usaha lain di bidang telekomunikasi.
Wakil Ketua KPI Pusat, Mohamad Reza, turut hadir dan menjelaskan tugas serta fungsi KPI berdasarkan UU Penyiaran yang hanya mengawasi penyiaran di platform TV dan radio. Dia juga menyampaikan porsi untuk siaran asing berdasarkan aturan yang berlaku. Tentunya tayangan tersebut harus selaras dengan budaya dan nilai yang ada di Indonesia.
Minister Counsellor Ekonomi Kreatif dan Digital, Percepatan Start Up dan Diplomasi Publik Kedutaan Besar RI Seoul, Joannes E. Tandjung, menyampaikan bahwa peringatan 50 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia Korea yang dirayakan di tahun 2023 tidak lepas dari kerja sama penyiaran yang telah terjalin dengan baik selama ini.
Indonesia Emas 2045
Namun demikian, ditegaskan kembali bahwa dalam rangka menuju Visi Indonesia Emas di tahun 2045, diharapkan penguatan kolaborasi yang bersifat Win Win untuk kedua negara. Hal ini dapat direalisasikan melalui kerjasama pembuatan produksi bersama (co-production) yang sejajar serta tidak hanya melibatkan pelaku industri film di depan layar tetapi juga di belakang layar seperti penulis skrip, desainer kostum, teknisi lampu.Sekretaris Jenderal Asosiasi TV Swasta Indonesia, Gilang Ramadhan, menyampaikan bahwa ATVSI menyambut baik rencana kerjasama Korea dan Indonesia di bidang penyiaran. ATVSI beranggotakan 8 saluran TV entertainment (SCTV, Indosiar, RCTI, MNC TV, GTV, Trans TV, Trans 7, AnTV) dan 2 saluran TV berita (TV One dan Metro TV).
Berdasarkan data Nielsen, penonton televisi di Indonesia ada sekitar 135 juta orang dari 278 juta total jumlah penduduk ATVSI memainkan peran integral berkaitan dengan etika dan peraturan penyiaran, pengembangan karakter, literasi media, sumber daya manusia dan sistem dan teknologi.
Lee Sang-in, Ketua Korean Communication Commision/KCC sebagai focal point penyiaran di Korea Selatan, menyampaikan bahwa Indonesia diundang sebagai negara kehormatan dengan mempertimbangkan kemajuan industri penyiaran di Tanah Air. Di samping itu, Indonesia dan Korea Selatan memperingati 50 Tahun Hubungan Diplomatik di tahun 2023.
Turut hadir Bae Kyoung-yul selaku Presiden Korea Information Society Development Institute/KISDI serta wakil-wakil dari Lembaga terkait seperti Korean Creative Content Agency/KOCCA. IBCC mengundang delegasi dari Jepang, Malaysia, Mongolia, Thailand dan Vietnam.
Baca juga: Pengusaha Muda RI-Korsel Berkumpul, Ingin Jadikan ASEAN Episentrum Pertumbuhan
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News