Dari total 12 korban tewas, satu di antaranya adalah kepala kepolisian bernama Dost Mohammed Hotak.
Dilansir dari laman ABNA pada Rabu, 21 Oktober 2020, juru bicara pemerintah provinsi Nimroz Bahram Haqmal menyalahkan kelompok Taliban atas ledakan dua ranjau tersebut.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Sejauh ini, Taliban belum berkomentar mengenai ledakan di Nimroz.
Masih di hari yang sama, setidaknya lima warga sipil tewas dan sembilan lainnya terluka -- termasuk perempuan dan anak-anak -- saat sebuah mobil dan minibus terkena ranjau darat yang dipasang Taliban di kota Maidan.
Pekan kemarin, setidaknya 13 warga sipil tewas dalam ledakan ranjau darat di kota Herat, di Laghman timur dan juga di provinsi Kunar. Taliban juga belum berkomentar mengenai rentetan ledakan tersebut.
Kekerasan di Afghanistan tetap berlanjut meski dialog damai antara Pemerintah Afghanistan dan Taliban di Doha, Qatar, sudah berlangsung selama lebih dari satu bulan. Sejauh ini kedua kubu belum menyepakati agenda apapun serta belum menentukan mekanisme resolusi konflik.
Menurut data Komisi Hak Asasi Manusia Independen Afghanistan, total 1.213 warga sipil tewas dan 1.744 lainnya terluka dalam 880 insiden di Afghanistan sepanjang 2020. Insiden-insiden itu meliputi ledakan ranjau darat, serangan udara, atau baku tembak antara pasukan Afghanistan dan grup militan.
Baca: Afghanistan Dorong Gencatan Senjata, Taliban Ingin Sistem Islami
(WIL)