"Afghanistan sekali lagi berisiko menjadi platform bagi teroris internasional untuk merencanakan dan mengatur serangan di negara kami," ucap Stoltenberg dalam sebuah pernyataan, dilansir dari Russia Today, Rabu, 18 November 2020.
Sebelumnya Pentagon mengumumkan mereka akan melanjutkan perintah Presiden Donald Trump untuk mengurangi pasukan di Irak dan Afghanistan. Nantinya, hanya tinggal 2.500 tentara AS di setiap negara itu pada Januari tahun depan.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Pengumuman ini akan membuat 500 tentara meninggalkan Irak, dan sekitar 2.000 tentara kembali dari Afghanistan.
Stoltenberg mengatakan jika pasukan AS pergi, maka kelompok teror Islamic State (ISIS) bisa bangkit kembali. Menurut Stoltenberg, harga untuk pergi terlalu cepat.
Pasukan NATO juga telah ditempatkan di Afghanistan selama hampir 20 tahun, bersama dengan pasukan AS. "Kami pergi bersama ke Afghanistan, untuk meninggalkannya harus dilakukan secara terkoordinasi dan tepat waktu," tuturnya.
Ia mengatakan sangat mengandalkan semua sekutu NATO untuk terus berkomitmen. "Ini semua demi keamanan kita sendiri," pungkasnya.
(FJR)