Seoul: Korea Utara telah meluncurkan sebuah roket sehari setelah negara itu mengumumkan rentang waktu untuk menempatkan satelit mata-mata militer pertamanya ke orbit, kata militer Korea Selatan, Rabu, 31 Mei 2023. Peluncuran ini memicu peringatan darurat di beberapa bagian Korea Selatan dan Jepang.
Kepala Staf Gabungan Korea Selatan (JCS) mengatakan hari ini bahwa pihaknya telah mendeteksi peluncuran dari selatan "daerah Kabupaten Tongchang di Provinsi Pyongan Utara di Korea Utara, sekitar pukul 6:29 waktu setempat.
Sirene serangan udara meraung-raung di ibu kota Korea Selatan, Seoul, tiga menit usai otoritas kota menggunakan pengeras suara dan telepon pintar untuk memperingatkan warga untuk mempersiapkan diri mengenai kemungkinan evakuasi. Informasi selanjutnya dari otoritas setempat mengatakan bahwa peringatan tersebut telah dikirim secara tidak sengaja.
Pemerintah Jepang mengeluarkan peringatan darurat atas sistem penyiaran J-Alert untuk penduduk prefektur selatan Okinawa pada Rabu pagi. Pemerintah memperingatkan warga untuk berlindung di dalam ruangan jika mereka berada di luar.
Belakangan dikatakan rudal itu tidak akan terbang ke wilayah Jepang, peringatan pun dicabut.
JCS Korea Selatan mengatakan roket itu menghilang dari radar lebih awal, kemungkinan meledak di udara atau terjatuh. "Proyektil Korea Utara menghilang dari radar sebelum mencapai titik penurunan yang diharapkan", kata kantor berita Yonhap.
Pyongyang mengumumkan pada Selasa kemarin bahwa pihaknya berencana meluncurkan satelit mata-mata militer pertamanya antara tanggal 31 Mei dan 11 Juni.
Baca juga: Awasi Aktivitas AS, Korut Akan Luncurkan Satelit Mata-Mata Militer Bulan Depan
Dalam data yang diberikan kepada otoritas internasional, Korea Utara mengatakan peluncuran itu akan membawa roket ke selatan, dengan berbagai tahapan dan puing-puing lainnya diperkirakan jatuh di atas Laut Kuning dan Samudera Pasifik.
Peluncuran satelit oleh Korea Utara merupakan pelanggaran terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang negara tersebut menggunakan teknologi rudal balistik. Rencana tersebut telah dikritik oleh Korea Selatan, Jepang dan Amerika Serikat.
"Kendaraan peluncuran ruang angkasa (SLV) menggabungkan teknologi yang identik dengan, dan dapat dipertukarkan dengan, rudal balistik, termasuk rudal balistik antarbenua (ICBM)," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri AS setelah Pyongyang mengumumkan jendela peluncurannya.
Korea Utara yang bersenjata nuklir telah dengan cepat memodernisasi dan memperluas persenjataannya yang bertentangan dengan sanksi PBB dan melakukan sejumlah tes pada tahun 2022. Pyongyang mengatakan kegiatannya ini diperlukan untuk pertahanan diri.
Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengatakan pada awal bulan ini bahwa keberhasilan peluncuran satelit pengintaian militer adalah "persyaratan mendesak dari kondisi keamanan negara."
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id