Survei mengenai persepsi warga ASEAN terhadap Tiongkok, India, Jepang, dan Amerika Serikat tersebut melibatkan 1.772 responden kalangan terpelajar, anggota masyarakat, pelaku usaha, dan pejabat dari seluruh 11 negara anggota ASEAN.
Hasil survei disampaikan pendiri FPCI Dino Patti Djalal bersama Economic Research Institute for ASEAN and East Asia (ERIA), Tetsuya Watanabe.
"Negara-negara tersebut dipilih (untuk survei ini) karena adanya kepentingan strategis dan pengaruh terhadap politik, ekonomi kawasan, yang terlihat dari pendekatan yang telah mereka lakukan di belahan dunia ini," ucap Dino dalam pernyataan daring pada Selasa, 5 Maret 2024.
Hasil survei menunjukkan bahwa 68,64 persen responden di Asia Tenggara menyebut Jepang sebagai negara mitra paling dapat dipercaya. Tingkat kepercayaan tertinggi tercatat di Brunei, di mana 78,57 persen responden menyatakan percaya dengan Jepang.
Tingkat kepercayaan terhadap Jepang paling rendah tercatat di Timor Leste, di mana hanya 42,59 persen responden merespons positif Negeri Sakura.
Pendekatan Strategis Jepang
Survei itu juga mencatat tiga sektor kerja sama dengan Jepang yang paling memuaskan masyarakat Asia Tenggara, yaitu pendidikan, riset, dan pertukaran akademis dengan 66,14 persen respons positif, diikuti investasi 40,42 persen dan pengembangan infrastruktur 37,63 persen.Namun, tercatat tiga sektor kerja sama dengan Jepang yang dianggap kurang memuaskan adalah pertahanan dan keamanan, penanganan kejahatan transnasional, dan keamanan siber.
Menurut analisis survei itu, salah satu faktor tingginya tingkat kepercayaan masyarakat Asia Tenggara terhadap Jepang adalah karena negara itu memiliki pendekatan strategis dan cermat, serta terus memposisikan dirinya dan menghargai posisi ASEAN.
Survei tersebut turut mencatat bahwa tiga inisiatif kerja sama Jepang--Bantuan Kerjasama Resmi (ODA), Asia-Japan Investing for the Future Initiative, dan Dana Integrasi Jepang-ASEAN (JAIF)--direspons positif oleh lebih dari 70 persen responden.
Dino berharap supaya survei itu dapat menjadi masukan kepada pemerintah di negara-negara Asia Tenggara dalam berdiplomasi dengan Jepang, China, Amerika Serikat, dan India.
"Memahami bahwa tidak ada persepsi tunggal terhadap berbagai isu kawasan tentu akan membantu para pembuat kebijakan dalam menjalin hubungan yang lebih baik di masa depan," ujarnya.
Mitra Asia Tenggara
Hal serupa disampaikan oleh Tetsuya Watanabe, yang mana survei dinilai penting g bagi para pembuat kebijakan di keempat negara tersebut untuk mendapatkan wawasan mengenai perspektif Asia Tenggara.Hal ini agar negara-negara tersebut bisa lebih berhati-hati dalam keterlibatannya dengan kawasan Asia Tenggara.
"Saya berharap temuan survei ini dapat menjadi sumber daya dan masukan bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk pembaca pemerintah, pengunjung, pemberi tip, masyarakat sipil, dan lainnya," tutur Watanabe.
"Kami juga membayangkan hasil survei ini akan berkontribusi dalam merancang strategi kebijakan luar negeri pemerintah negara-negara Asia Tenggara dan mitra langsungnya," pungkasnya. (Nabila Ramadhanty Putri Darmadi)
Baca juga: ASEAN Siap Perkuat Kerja Sama dengan Jepang
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News