Pertama, terang Menlu, Presiden menekankan pentingnya sentralitas dan kesatuan ASEAN yang perlu terus dijaga. Pasalnya presiden tidak ingin ASEAN menjadi proksi atau perwakilan siapapun.
"Karena ini adalah modal utama ASEAN," ucap Menlu saat memberikan keterangan pers di Kantor Presiden seusai pertemuan.
Baca: Indonesia Selenggarakan Rangkaian Pertemuan The ASEAN Foreign Ministers’ Retreat. |
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Presiden, sambung Menlu, juga menekankan pentingnya penghormatan terhadap prinsip-prinsip demokrasi hukum internasional hak asasi manusia sesuai dengan yang ada di dalam piagam ASEAN. Indonesia juga berkomitmen pada penerapan Lima Poin Kesepakatan para pemimpin ASEAN atau Five Point Consensus yang akan menjadi mekanisme utama ASEAN dalam membantu Myanmar keluar dari krisis politik.
Pada kesempatan itu, Menlu mengatakan hal kedua yang ditekankan oleh Presiden adalah harapan agar ASEAN bisa menjadi Epicentrum of Growth atau sentra pertumbuhan ekonomi di tengah gelapnya proyeksi ekonomi dunia saat ini.
"Namun Bapak Presiden kembali lagi mengingatkan bahwa kita akan dapat menjadikan ASEAN sebagai Epicentrum of Growth kalau kita mampu menjaga stabilitas perdamaian di kawasan," tuturnya.
“Dua poin yang telah disampaikan tersebut, diapresiasi oleh semua menteri luar negeri ASEAN,” ucapnya.
Menlu menambahkan bahwa para menlu ASEAN menyampaikan kesiapan negara-negara anggota ASEAN untuk mendukung keketuaan Indonesia pada 2023. Setelah Indonesia, Laos akan memegang keketuaan ASEAN untuk 2024 mendatang.
Retno menjelaskan agenda lanjutan dari pertemuan para Menlu ASEAN adalah membahas megenai malalah Myanmar dan diikuti dengan agenda coordinating council. Pada Sabtu 4 Februari 2023, agenda para menlu ASEAN dilanjutkan dengan retreat. Menurutnya rangkaian pertemuan para menteri luar negeri ASEAN dengan Presiden Jokowi merupakan pertemuan pertemuan besar pertama yang dilakukan di bawah keketuaan Indonesia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun Google News Medcom.id