Ibu dari Verrel Bramasta tersebut berteriak di koridor namun tak ada seorangpun yang menolong dirinya, hingga Ia bertemu petugas kebersihan hotel di lift. Petugas tersebut kaget melihat kondisi Venna Melinda yang sudah berdarah-darah di bagian muka.
"Saya lari kencang di koridor hotel, minta tolong tapi nggak ada yang nolongin. Sampai lift, saya ketemu mbak petugas kebersihan, dia kaget lihat saya berdarah," cerita Venna Melinda.
Sayangnya Ferry Irawan mengejar Ibu dari dua anak tersebut dan menghalangi petugas kebersihan yang ada untuk membantu Venna. Untungnya Venna sempat meminta tolong untuk menelepon polisi.
"Ferry menyuruh mbaknya mundur, makanya mbaknya mundur. Sebelum mundur, saya minta tolong mbaknya panggil polisi. Saya kembali ke kamar, karena saya salah ambil HP yang nggak ada WhatsAppnya," ujarnya.
Saat Ferry Irawan dan Venna Melinda kembali ke kamar, ayah tiri dari Verrel Bramasta tersebut masih mencoba melakukan kekerasan pada Venna. Ferry mendorong Venna Melinda ke tembok. Kontak mata dilakukan, Venna Melinda mencoba memohon dan mengingatkan Ferry bahwa Ia memiliki ibu yang juga seorang perempuan.
"Saya ambil HP yang ada WhatsAppnya, dia dorong saya lagi ke tembok. Di situ saya tatap matanya 'Ferry kamu punya ibu perempuan, kamu punya adik perempuan,' di situ dia seperti tersadar," kata dia.
Panik, Venna Melinda tak sengaja Venna Melinda memencet tombol video call Ketua DPD Partai Perindo sehingga ketua tersebut menyaksikan kondisi Venna Melinda saat berdarah-darah. Karena hal tersebut, Ferry berhenti melakukan kekerasan pada Venna hingga pertolongan bagi Ibunda Verrel Bramasta tersebut datang.
"Kemudian saya ada kesempatan ambil HP, saya asal pencet dan terpencet video call DPD Perindo itu dan bisa lihat darah saya. Di situ Ferry nggak menyerang saya lagi, karena live. Di situ saya selamat banget," katanya.
(Shelviola Marselren)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News