Kisah-kisah dalam buku itu diambil dari blog dirinya dan melalui wawancara dengan sang ibu, Ida Sudoyo, yang kemudian 'dijahit' sahabatnya, Tamara Geraldine dan Yakob Arfin.
"Buku ini adalah kado kecil untuk ibu. Memberikan kado untuk ibu memang sudah menjadi kebiasaan saya sejak kecil, bahkan sejak saya mendapatkan uang pertama kali, ibu saya belikan gelang, tapi mungkin gelang itu sudah hilang," kata Dimas yang hadir di Media Indonesia bersama dengan ibunya, Minggu (18/12).
Bagi Dimas, membuat buku merupakan cita-cita lamanya yang berawal dari buku-buku biografi yang didapatnya saat menemani orang-orang terdekat menghadiri banyak acara ulang tahun.
"Ini gila kan seru banget kalau saya kemudian bisa menulis untuk ibu, bercerita tentang ibu dan juga saya," lanjutnya.
Ibu, bagi Dimas, bukan sekadar orangtua, tetapi juga teman untuk bertukar pikiran sekaligus pendorong dirinya untuk menuntut ilmu.
"Saya akhirnya juga kuliah karena setiap tahun selalu ditagih ibu. Janji awal saya lulus SMA memang bekerja satu tahun dan keterusan, tapi empat tahun lalu adalah saatnya, dan sekarang saya sudah lulus sesuai dengan rencana," ceritanya.
Dia pun kemudian berjumpa dengan orang yang sevisi, yakni Tamara yang telah dikenalnya sejak berusia 7 tahun.
"Yang merapikan dan menuliskan menang harus orang yang paham betul keluarga kami."
Dalam buku setebal 250 halaman itu, Dimas juga menceritakan kisahnya merawat dan menemani sang ibu saat terserang stroke, perjuangannya untuk kuliah senormal-normalnya, dan masa kecilnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
