Meski mendapatkan hadiah kontrak modeling dengan Storm Model Management yang berpusat di London, perempuan 24 tahun asal Solo ini mengaku harus tetap menjalani serangkaian casting. Saat itulah, ia merasakan masa-masa yang sulit.
"Aku sempat dua minggu enggak dapat job sama sekali. Yang paling sedih waktu casting ada yang bilang, 'Sorry dear, we don't shoot Asian.' Rasanya mau nangis, mana di sana biaya hidup mahal," akunya saat ditemui di Senayan City, Sabtu (19/9/2015).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Di Jakarta, berbagai job modeling hampir selalu mengalir untuk perempuan yang jago membetot bass itu. Tak dipungkiri Gani, sulitnya mendapat pekerjaan sebagai model di London sempat membuatnya menangis.
"Habis di rumah aku juga sendirian. Kadang model-model lain nanya, kamu pekan ini ada berapa job? Aku jawab enggak ada sambil sedih," tambahnya.
Kesabaran Gani membuahkan hasil. Beberapa waktu sebelum kembali ke Indonesia, ia mendapatkan tawaran untuk tiga brand internasional sekaligus.
"Ada parfum, make up dan baju. Mereka juga bilang, 'Kamu yang pertama dari Indonesia'. Alhamdulillah, cobaan kemarin bikin aku mikir, bahwa aku enggak boleh sombong meski juara di ANTM. Lebih mengingatkan diri sendiri juga, bahwa semua harus dimulai dari nol," tandasnya.
