Kejadian bermula saat rombongan /rif makan siang di sebuah restoran. Selesai makan, mereka berjalan-jalan untuk mencari souvenir. Saat itu, Maggi mengeluh ingin ke toilet.
Sayangnya, tidak ada toilet umum di dekat mereka. Akhirnya, Ovy (gitaris) memberi saran ke Maggi untuk ke toilet restoran tempat mereka makan sebelumnya.
Maggi menyetujui saran Ovy dan segera kembali ke restoran itu. Personel /rif yang lain menunggu Maggi di pinggir jalan, dekat toko souvenir yang berjarak 100 meter dari restoran.
"Setelah kami tunggu, ternyata Maggi enggak balik lagi. Kita padahal enggak ke mana-mana. Kita di situ saja nungguin. Setelah setengah jam enggak kembali, kita pikirannya sudah macam-macam," kisah Ovy saat ditemui di kawasan Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (8/4/2015).
Akhirnya, diutuslah salah satu dari rombongan /rif untuk menyusul Maggi ke restoran. Tetapi, Maggi tidak ada di sana. Keadaan berubah jadi panik.
"Akhirnya, kita menunggu di situ hampir 4 jam. Saya sempat kepikiran dia pulang duluan, tapi rasanya enggak mungkin karena Maggi enggak tahu jalan," sambung Ovy.
Saking paniknya, mereka pun lapor ke polisi. Namun, laporan itu tak membuahkan hasil.
"Kita bilang kehilangan satu orang ke polisi. Polisinya cuma tanya umur berapa yang hilang, dan dia pegang duit atau enggak. Kita jawab, 'Pegang duit.' Polisinya cuma jawab, 'Nanti juga pulang sendiri'," lanjut Ovy sambil tertawa kecil.
Di tengah putus asa mencari Maggi, mereka memutuskan untuk memecah rombongan menjadi dua. Rombongan pertama pulang ke apartemen, dan lainnya tetap mencari Maggi.
Tidak lama berselang, grup yang kembali ke apartemen tempat mereka bermukim selama di London memberi kabar kalau Maggi sudah menunggu di sana.
"Akhirnya begitu ketemu Maggi, dia menjelaskan dalam dua jam pertama sudah tiga kali bolak-balik ke toko souvenir tempat kami menunggu, tapi tidak melihat kami. Kejadian itu cukup aneh," ujar gitaris yang sempat tinggal empat tahun di London itu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
