Keduanya sempat berseteru di beranda Twitter terkait berita hoax penganiayaan terhadap aktivis Ratna Sarumpaet. Prahara itu rupanya hanya kebohongan yang dibuat Ratna.
"Di media sosial, oposisi harus dihargai, berbeda perspektif harus dihargai. Kita harus berani melawan arus, berani berbeda," ungkap Fahri yang disambut rangkulan Tompi.
Keduanya tampak cair, jauh dari suasana tegang seperti apa yang terasa melalui Twitter saat mereka "Tweetwar."
"Kadang di media sosial ini kita bercanda enggak bisa, meledek nggak bisa. Sedikit-sedikit lapor polisi. Jadi, stop baper (bawa perasaan)," timpal Menteri Tenaga Kerja Hanif Dhakiri, yang juga turut hadir.
Fahri awalnya percaya dengan pernyataan penganiayaan yang dialami Ratna hingga membuatnya menyerang Tompi.
Pada 3 Oktober lalu, Tompi mengungkapkan keresahannya karena kasus Ratna Sarumpaet digunakan untuk memperkeruh iklim politik di Tanah Air.
"Saya kecewa dengan orang yang menggunakan ini sebagai bahan adu domba. Sangat marah tentang hal itu. Justru itu saya pingin obrolin hal ini. Jahat sekali, jahat sekali politisi yang menggunakan ini sebagai alasan mengadu domba masyarakat," ucap Tompi dalam mediasi di klinik kecantikannya kepada Media.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
