"Jadi Ayah itu pengin buru-buru cepat kemo yang sekarang nih. Bukan di sisi sembuhnya, tapi dia cuma pengin berdua pergi sama mama," kata Indy Barends di kawasan Bogor, baru-baru ini.
"Udah punya banyak list bahkan. Pengin berangkat ke Solo berdua, Jepang. Jepang itu kan Ayah pernah tinggal di Jepang," tutur Indy Barends.
Indy mengatakan mendiang ayahnya punya keinginan untuk mengulang kenangan-kenangan masa lalunya. Namun, keinginan tersebut tak dapat terwujud hingga akhir hayatnya.
"Jadi dia kayak pengen flashback, memorizing sama mama gitu. Tapi Tuhan merencanakan tidak," ucap Indy Barends.
Dalam kesempatan yang sama, Indy Barends mengungkapkan sang ayah didiagnosa mengidap kanker paru-paru sebelum meninggal. Namun sayangnya, ayahnya itu terlambat didiagnosis.
"Sebetulnya ayah saya cancer paru-paru, tapi diagnosanya baru sebulan dua bulan ini. Sebelumnya dirawat di rumah sakit Bogor, belum terdiagnosa dengan tepat," ungkapnya.
Akibat terlambat didiagnosis, sel kanker nya pun menyebar ke bagian tubuh lainnya. "Sudah menyebar ke kelenjar getah bening di ketiak dan di leher," kata Indy.
Indy Barends juga sempat menceritakan kronologi meninggalnya sang ayah. Indy menceritakan ayahnya merasakan sesak napas saat berada di kamar mandi.
"Mendadak sekali, jadi lagi di kamar mandi ingin mandi sendiri terus tahu-tahu mama dipanggil, kan papa saya manggil mama honey, terus honey, honey tolong disabunin punggungnya sama mama saya, terus mau di shower nggak mau, mama saya keluar," tutur Indy.
"Tahunya ayah saya manggil minta oksigen karena sesak napas. Akhirnya pergi di waktu yang sangat cepat."
(Nicholas Timothy Suteja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
