Salah satu perubahan dalam hidup Dodit tentu dari segi materi. Dia mengungkapkan, pendapatannya sebagai komika 25 kali lipat dari pendapatannya sebagai guru Geografi.
"Hidup sebagai stand up comedy, dibandingin jadi guru, itu penghasilan ya berapa kali lipat? Kira-kira aja dalam sebulan," tanya Radit.
"Gimana kalau 25 kali lipat? Waduh," jawab Dodit.
Pendapatan itu diperoleh dalam satu kali show. Hasilnya digunakan untuk membeli tanah seluas 6.000 meter di area hutan dan dibangun rumah kecil. Dia mengaku terinspirasi dari gaya hidup orang luar negeri.
"Aku kebanyakan nonton channel luar negeri. Ceritanya kayak orang bisa tinggal di gunung. Mereka mandiri menanam sayur sendiri, makan sendiri melihara ayam, ambil telurnya sendiri, melihara ikan, ambil ikannya sendiri, jadi hidup mandiri," kata Dodit.
Sebagian besar tanah dipakai untuk berkebun dan memelihara kuda. Kediaman Dodit pun dijaga oleh tiga ekor anjing yang telah mendapat pelatihan khusus dari Tim K9.
Saking terpencilnya, kediaman Dodit susah mendapatkan sinyal dan listrik. Dia bahkan harus berbagi dengan beberapa warga yang masih bermukim di dekat hutan. Beruntung, Dodit memiliki sumber mata air sendiri untuk keperluan pribadi.
Dodit awalnya berniat menyepi setelah membeli tanah dan membangun rumah di kawasan hutan. Sayangnya, dia sendiri ketakutan. Setidaknya, dia perlu mengajak tiga orang untuk ke rumahnya. Tanah dan rumah Dodit itu dimiliki sejak 1,5 tahun lalu.
Dodit Mulyanto adalah komika jebolan kompetisi Stand Up Comedy (SUCI) musim keempat di Kompas TV. Sebelum menjadi komika, pria kelahiran Blitar, 30 Juni 1985 itu bekerja sebagai guru Geografi. Dia juga piawai memainkan alat musik biola yang menjadi materi andalan saat berkompetisi di SUCI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News