"Saya ngerasain semua presiden, dari zaman Pak Soeharto saya sudah. Saya juga sudah 20 tahunan (berkarier), jadi ngerasain kerja dan berkarya di semua kepresiden. Yang menurut saya paling penting adalah kebebasan bersuara, kebebasan berkreasi, kebebasan mengkritik pemerintahan. Karena tanpa itu kita susah maju. Itu yang saya rasakan," kata Sophia Latjuba di GBK Senayan Jakarta, Sabtu, 13 April 2019.
Dulu, menurut Sophia, pemerintah terlalu mengekang masyarakat untuk menyuarakan pendapat. Ini menyulitkan aspirasi masyarakat tersampaikan.
"Di pemerintahan Jokowi tidak ada ketakutan. Kalau dulu kan banyak banget yang tidak boleh ini, tidak boleh itu, tidak boleh bersuara, tidak boleh mengkritik. Kalau kita tidak bisa mengkritik, pemimpin kita juga tidak bisa maju untuk membangun pemerintah," kata Sophia Latjuba.
Sikap keterbukaan Jokowi membuat masyarakat merasa hangat dan dekat dengan pemerintah. Begitu pun pemerintah yang cukup transparan membangun Indonesia lebih baik.
"Pak Jokowi kan menerima kritik, menerima saran. Walaupun memang tidak sempurna, tapi ya gimana. Bikin konser ini saja mati-matian apalagi bikin negara," kata Sophia.
Meski kini pemerintahan Jokowi berpusat di Jakarta, Sophia berharap perubahan baik ikut berdampak ke beberapa daerah.
"Bukan hanya Jakarta, bukan hanya Surabaya, bukan hanya Medan, tapi sampai ke pelosok desa. Makanya harus didukung lagi, satu. Satu kali kerja lagi lima tahun lagi supaya kita lebih ke situ," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News