Keadaan Venna Melinda sudah jauh lebih baik setelah satu minggu berlalu. Meskipun begitu, luka yang didapat Venna bukan hanya luka fisik, tetapi juga luka batin yang mendalam. Venna Melinda mengaku sangat ketakutan setiap malam hingga sulit untuk tidur dan sulit berkonsentrasi.
"Aku memang kurang tidur sudah 4 hari. Enggak bisa tidur aja gitu. Setiap kali mau tidur kayak takut," kata Venna Melinda saat diwawancarai di acara Pagi Pagi Ambyar.
"Padahal sudah dikunci, cek lagi. Bangun, bangun (terus). Ya gitu deh. Makanya enggak bisa mikir, agak kurang konsen," lanjutnya.
Saat itu Venna Melinda juga menceritakan secara langsung bagaimana kejadian KDRT yang dialami. Ferry Irawan dan Venna Melinda tengah berlibur dan di sanalah Venna Melinda mendapatkan kekerasan. Saat hal itu terjadi, Venna sempat mencoba kabur dan meminta pertolongan.
"Allah memberikan kekuatan saya bisa lari ke luar kamar. Saya pencet lift tidak kebuka, lalu ada mbak-mbak janitor saya minta panggil polisi. Tapi si Ferry malah minta mbaknya menjauh,” cerita Venna Melinda.
Setelah dibawa kembali ke kamar, Venna Melinda mengaku Ferry Irawan mendorongnya ke sudut tembok. "Dia dorong aku ke sudut tembok. Di situ aku merasa, mati aku," katanya.
Karena itulah Venna Melinda menyebut sang suami dengan sebutan psikopat, "Kalau dia suami yang baik, dia tidak akan pernah menghalangi saya meminta pertolongan. Apa bedanya psikopat dengan dia suami?" kata Venna.
Tak hanya Venna Melinda, Verrel Bramasta sang anak, juga ikut merasakan syok, saat Ia mendengar tangisan histeris sang ibu melalui telepon saat masih berada di Jepang untuk liburan.
(Shelviola Marselren)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
