“Ya, masih tentang kerinduan dan belum selesai dengan kerinduan," kata Pusakata melalui pesan elektronik yang diterima Medcom.id, Sabtu 28 Desember 2019.
Pusakata mengatakan tema kerinduan diambil lantaran hal itu selalu ditemui manusia setiap hari. Rasa tersebut menjadi energi yang kemudian ia curahkan lewat lagu Pesisir.
"Rasa rindu kita temukan setiap hari lewat kegiatan, kecintaan terhadap apa yang kita lakukan. Lalu ketika kita bisa bagi ketulusannya ke orang lain, kerinduan itu terus-menerus menjadi sebuah energi. Maka dari itu selalu ada rasa ingin pulang lagi ke situ," ungkapnya.
Dia juga menjelaskan lagu Pesisir terinspirasi dari kunjungannya ke Kota Luwuk Banggai di Pulau Tinalupu, Sulawesi Tengah. Di sana, Pusakata bersua dengan seorang nelayan di Wakatobi yang karib mengarungi ombak. Dia sengaja merekam suara ombak dan memasukannya ke dalam lagu.
“Kenapa saya merekam suara ombak di Lagu Pesisir karena nilai filosofisnya. Dalam setiap hempasan ombak, ada yang datang dan ada yang pergi. Ada hal yang berat sekaligus ringan bersamaan ketika diantarkan pergi. Mungkin berat melepaskan, tapi nanti suatu hari semua itu akan kembali," ujarnya.
Bagi Pusakata, lagu Pesisir juga menyiratkan sebuah pesan tentang kerelaan melepaskan untuk meraih sesuatu yang baru. Lagu ini juga mengajak pendengarnya memgungkapkan rasa rindu lewat medium apapun.
"Ketika kita siap melepas, saat itu juga ada kepastian kita akan meraih sesuatu. Masalahnya hanya satu, maukah kita menunggu? Saat menunggu itulah kita bisa menemukan diri kita rela bersabar atau tidak. Jika rela, maka di situlah letak kemenangannya, kemenangan melampaui rindu," tukasnya.
Lagu Pesisir sudah dapat dinikmati melalui cakram ganda album Dua Buku Pusakata. Lagu ini juga sudah dapat didengarkan di beragam platform dan kanal musik digital.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
