Arsip Iramanusantara.org (Foto: Irama Nusantara)
Arsip Iramanusantara.org (Foto: Irama Nusantara)

Menelusuri Jejak Musik Indonesia

Harapan Nihil kepada Pemerintah untuk Pengarsipan Musik

Agustinus Shindu Alpito • 16 Oktober 2015 18:59
medcom.id, Jakarta: Selain masalah hak cipta yang hangat diperbincangkan oleh pelaku industri musik, Indonesia juga mengalami masalah pengarsipan musik.  Sejak Republik ini berdiri, belum ada satu lembaga negara yang secara khusus mengarsipkan musik. Termasuk lembaga Arsip Negara Republik Indonesia (ANRI).
 
“Itu bukan tugas pokok ANRI (mengarsipkan musik), kami mengarsipkan dokumen negara, berupa file kertas, film, dokumen negara, micro film, film lama yang kami dapat dari PPFN (Perum Produksi Film Negara) dan TVRI,” kata Yanah, Subdit Layanan Arsip ANRI, saat dihubungi Metrotvnews.com, Kamis (15/10/2015).
 
Secara terpisah, melalui komunikasi surel, ANRI menyarankan kami untuk menelusuri arsip musik ke Lokananta dan Perusahaan Film Negara. Padahal, dua tempat yang disarankan itu bukan lembaga pengarsipan. Lokananta adalah perusahaan rekaman, yang tentu tidak fokus mengumpulkan data dan informasi musik Indonesia secara keseluruhan.

David Tarigan, inisiator Irama Nusantara, mengaku pernah mencoba membicarakan pentingnya pengarsipan musik ke pihak pemerintah. Tetapi, tidak pernah ada implementasinya. (Baca: Irama Nusantara, Berjuang Mengarsipkan Musik Indonesia)
 
“Selalu ada (upaya membicarakan arsip musik dengan pemerintah), tetapi kalau cuma nunggu kan sama saja bohong. Kami juga capek begitu-gitu saja. Lebih baik kami kerjakan. Syukur-syukur apa yang kami kerjakan dilihat dan dilanjutkan. Kami senang hati kalau ada yang melanjutkan. Kami sudah mendapatkan satu format pengarsipan musik. Kami yakin ini bisa dibuat lebih hebat lagi,” kata David.
 
Menurut David, banyak hal yang bisa dipelajari lewat musik di masa silam. Seperti film, musik juga menjadi perekam zaman.
 
“Musik itu paling kasual. Apa yang terjadi pada masa dulu pasti tercermin di musik. Isu apa saja ada di sini. Banyak cerita-cerita sejarah yang bisa digali. Sekarang ada yang bilang kalau musik indonesia bagus-bagus. Itu pasti ada penyebabnya dong. Tentu musik saat ini tidak lahir begitu saja, kita harus lihat juga dulu seperti apa.”
 
Harapan Nihil kepada Pemerintah untuk Pengarsipan Musik
Upaya mengarsipkan musik Indonesia. (Foto: Irama Nusantara)
 
Untungnya, kesadaran pengarsipan musik tumbuh di masyarakat. Selain Irama Nusantara, setidaknya ada dua lembaga lain yang perhatian terhadap harta karun musik Indonesia, yaitu Arsip Jazz Indonesia dan Museum Musik Indonesia. (Baca: Di Bawah Tekanan Soekarno, Musik Indonesia Justru Keren)
 
“Publik mulai sadar pentingnya isu ini. Kami bagian dari publik. pemerintah belum menganggap isu ini penting. Karena sejauh ini, enggak ada lirikan pemerintah terhadap bentuk pengarsipan seperti ini. Setahu saya, sebelum (Irama Nusantara) juga tidak ada yang mengkhususkan diri sebagai lembaga pengarsispan musik,” kata Christoforus Priyonugroho, salah satu inisiator Irama Nusantara. (Baca: Keisengan Dara Puspita Setelah Peristiwa di Rumah Kolonel Koesno)
 
Saat ini, publik bisa mengakses pengarsipan yang dilakukan Irama Nusantara lewat situs www.IramaNusantara.org. Lewat situs itu, kita bisa menyelami ragam musik Tanah Air di masa lalu. Mendengarkan secara langsung katalog arsip yang dimiliki Irama Nusantara. Data-data yang disuguhkan pun valid. Rilisan yang sudah didigitalkan, dilengkapi gambar sampul asli, plus data pendukung, seperti pencipta lagu dan nama personel band.
 
Soal keputusan Irama Nusantara yang meperdengarkan secara langsung arsip musik mereka kepada publik, David mengaku apa yang dilakukan Irama Nusantara tidak sama dengan upaya pelanggaran hak cipta.
 
“(Hak cipta) Itu isu pertama untuk kita sendiri, tapi kita yakin dan mau menjalani terus karena misi kita untuk edukasi bukan untuk komersial. Musik yang ada di Irama Nusantara tidak bisa di-download. Saya sempat tanya Candra Darusman, kata dia tidak apa-apa selama tujuannya bukan komersial. Dia orang HAKI, dan pendapat dia itu menguatkan kita.”
 
Setidaknya sudah 1.200 rilisan fisik berhasil didigitalisasi oleh Irama Nusantara dalam kurun waktu sekitar satu tahun. Dengan keterbatasan sumber daya manusia dan persoalan teknis, Irama Nusantara menargetkan pengarsipan secara digital hingga 120 rilisan fisik tiap bulan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIT)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan