Penampilan pembuka ini merupakan hadiah dari adik bungsu Mega, Guruh Soekarnoputra. Guruh tampil memimpin 14 para ibu Dialita yang bernyanyi dengan iringan piano.
"Dua lagu ini belum pernah dipublikasikan," kata pembawa acara Nico Siahaan memberi pengantar.
Lagu pertama berjudul Dua Hati Pengarang Jantung. Nico menyebut lagu ini adalah lagu pengantar tidur yang khusus diciptakan bagi Guruh saat kecil.
Lagu kedua berjudul Alam Desa, yang melukiskan keaslian desa-desa di Indonesia. Menurut Nico, lagu ini pernah dinyanyikan oleh Fatmawati sendiri tanpa iringan instrumen di depan pejabat kolonial Jepang di Jakarta sebelum 1945.
Sebagai bonus, Guruh dan Dialita juga menyuguhkan lagu Resopim, yang digubah oleh Subronto Atmodjo berdasarkan pidato Presiden Soekarno.
Dialita berlagu lullaby ciptaan Bu Fatmawati pic.twitter.com/YMOUaEv8Xa
— pw (@purbawp) January 24, 2018
Dialita (Di Atas Lima Puluh Tahun) adalah kelompok paduan suara perempuan paruh baya yang empati terhadap korban peristiwa 1965. Mereka bernyanyi sejumlah lagu peninggalan korban tahanan politik sebagai bentuk rekonsiliasi masa lalu yang kelam.
Pada 2016, mereka merilis album studio berjudul Dunia Milik Kita. Kisah Dialita juga diangkat dalam film dokumenter Song for My Children dan Rising from Silence garapan Shalahuddin Siregar.
Pagelaran teater kebangsaan digelar dalam rangka perayaan hari lahir Megawati ke-71 pada 23 Januari 2018. Drama kolosal berjudul Satyam Eva Jayate arahan sutradara Agus Noor dengan musik dan tari garapan Djaduk Ferianto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
