"Kalau kita bicara tentang kekaryaan, kalau dilihat hari ini (bukan sekadar) lu ngeband di atas panggung di Pestapora," kata Pasha dalam wawancara di program pengarsipan musik Shindu’s Scoop yang tayang di kanal YouTube Medcom.id.
"Yang penting konsistensi diukur dari karya kita, solid tentu diukur dari seberapa banyak intensitas lu manggung,” sambungnya.
Pasha menambahkan, semua orang memiliki cara pandang yang berbeda terhadap eksistensi sebuah band. Hal tersebut membuat publik menganggap band yang tidak manggung artinya sudah bubar.
baca juga: Ungu Merasa Bersalah jika Tak Buat Lagu Religi |
“Semua orang punya pandangan yang beda-beda cara mengukur eksistensi band seperti apa sih? Oh kalau dia udah enggak ngeband lagi, jangan-jangan dia udah bubar,” katanya.
Vokalis Ungu itu menyebut band yang lebih senior atau eksistensinya setara dengan band Ungu sudah tidak memiliki lagu terbaru.
“Banyak band yang hari ini enggak ngeband yang lebih senior dari kita mungkin atau yang setara yang sejajar dengan kita tapi enggak punya lagu. Kalau Ungu, alhamdulilah kalau dibilang aktif, aktif. Dibilang enggak aktif, aktif,” tawa Pasha.
Ia juga mengungkapkan Ungu punya kultur baru setiap ulang tahun harus berkumpul untuk makan.
“Sekarang kita punya kultur baru, pokoknya setiap ulang tahun kumpul harus makan,” ungkap vokalis itu.
Diketahui bahwa Ungu baru saja merilis EP Baik dan Burukmu Tuhan yang Tahu pada Jumat, 8 Maret 2024. Ada dua lagu berbeda dengan lirik yang sama, yakni "Baik dan Burukmu" dan "Tuhan yang Tahu".
(Theresia Vania Somawidjaja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News