Nick Mamahit (Foto: via wikipedia)
Nick Mamahit (Foto: via wikipedia)

Hari Musik Nasional

Musisi Indonesia Harus Belajar dari Nick Mamahit

Sunnaholomi Halakrispen • 09 Maret 2021 11:02
Jakarta: Musisi Nick Mamahit merupakan pianis legendaris jazz di Indonesia, bahkan bisa disebut sebagai pelopor musik. Sejak tahun 1940-an, ia berupaya memperkenalkan pendidikan musik kepada masyarakat Indonesia, tidak hanya musik jazz.
 
Nick saat itu belajar musik secara formal di Belanda hingga mendapatkan gelar magister musik. Menurut pengamat musik jazz dan founder WartaJazz, Agus Setiawan Basuni, Nick setidaknya telah membawa tradisi yang ada di Eropa dalam permainan musiknya. Tentu nada-nada yang dimainkannya akan berbeda jika Nick belajar di Amerika.
 
"Kalau saya lihat apa yang dilakukan beliau itu menurut saya sebagai sesuatu yang wajar karena saat itu tahun 1940-an musik jazz belum populer di Indonesia," ujar Agus kepada Medcom.id.

"Kalau kita baca situasi sosial, ekonomi, politik, dan budaya, masyarakat kita saat itu kan Indonesia saja belum ada. Hanya ada Nusantara. Konteksnya dalam perjuangan, masih dijajah, dalam upaya mengenalkan musik jazz ke masyarakat," tambahnya.
 
Pengaruh Nick Mamahit bagi musik Indonesia memang sulit diukur, karena hingga Nick meninggal dunia, materi dengaran musik masih terbatas. Berbeda dengan saat ini, yang jauh lebih mudah mengakses lagu melalui beragam digital platform.
 
Namun, kata Agus, Nick Mamahit memperkenalkan ilmu musik kepada generasi di bawahnya, termasuk musisi Bubi Chen yang pernah bermain musik bersama musisi yang meninggal pada 2004 itu. Musik jazz pun semakin dikenal dan semakin banyak pemusik di generasi selanjutnya, yang mengembangkannya.
 
"Kemudian di periode berikutnya ada "Burung Kakak Tua" yang direkam Tony Scott oleh Indonesian All Stars itu seperti melanjutkan tongkat estafet ke generasi berikutnya. Langsung atau tidak langsung ya upaya tersebut masih dilakukan teman-teman terutama generasi Z yang memerhatikan Jazz," paparnya.
 
"Upaya Nick perlu diapresiasi. Tantangan bagi musisi sekarang, mencari data dengan riset dan mengolahnya," jelasnya.
 
Ia menekankan bahwa fasilitas yang ada saat ini tentu bisa memudahkan siapa pun untuk mencari data atau referensi musik. Meskipun, sulit untuk menjadi pelopor karena telah banyak yang tercipta. Bagi Agus, para musisi muda atau siapa pun yang tertarik di bidang musik dapat memberikan satu makna baru terhadap apa pun yang sudah dilakukan para musisi senior.
 
"Baik itu yang sifatnya merekonstruksi karya lama menjadi aransemen baru, atau justru mengambil spirit karya-karya yang lama kemudian itu coba diterjemahkan dalam komposisi yang benar-benar baru," pungkasnya.
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan