"Sebenarnya iseng saja. Munculnya ide awalnya karena Rizal isi vokal demo kan liriknya belum lengkap. Lalu dia googling dan coba masukkan lirik pakai bahasa Korea," ujar Meri Yandi alias Andit Armada (drum) di Ngobras Spesial Medcom.id
"Kita juga mikirnya apaan sih ini anak becanda. Tapi ketika sudah jadi kok lucu juga ya," tambahnya.
Andit menekankan bahwa pembuatan lagu dengan versi Bahasa Korea bukan secara khusus atau karena mereka gemar menonton drama Korea. Di sisi lain, ada versi Bahasa Mandarin yang sempat dicoba.
"Ada juga Bahasa Mandarin tapi enggak lulus sensor karena Bahasa Mandarin enggak gampang. Waktu kita recording kan ada ahli bahasa dan dibilang enggak mungkin bisa dalam satu hari langsung bisa menguasai," paparnya.
Sang ahli bahasa, kata Andit, mengatakan bahwa tidak semua orang bisa dengan sempurna menyanyikan lagu dalam Bahasa Mandarin. Bahkan, terkadang orang yang belajar Bahasa Mandarin dalam kurun waktu satu tahun pun bum tentu fasih.
Lantaran sudah mencoba namun dinilai spelling-nya belum bagus, lagu pun sulit dimengerti. Lagu "Aku di Matamu" versi Mandarin pun harus di-take out.
"Kita dengarin juga kok susah sekali ya. Kalau Korea dan Jepang kan pengucapannya lidah kita masih masuk. Akhirnya Korea saja yang kita rilis," jelasnya.
Berawal dari keisengan vokalis Armada, lagu baru tersebut bisa diterima Pasukan Armada (sebitan untuk penggemar Armada). Namun, mereka tidak memiliki target angka pendengar lagu yang tinggi atau menjadi trending.
"Sebenarnya kalau kita itu enggak terlalu mengejar. Kita berdasarkan kepenginnya kita saja. Kita enggak terlalu berharap org menilainya bagaimana," pungkas Andika Maihendra Yuda alias Mai Armada (gitar).
Lagu ini memiliki tema yang menggambarkan kisah cinta yang sedang populer di tengah kaum milenial, yakni ghosting. Dengan kata lain, kondisi ditinggal pergi saat sedang sayang-sayangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
