Perusahaan rekaman Universal Music memutuskan menghancurkan rekaman Amy Winehouse usai kepergiannya.
"Ini berkaitan dengan moral. Mengambil (rekaman) suara (dari seorang yang sudah meninggal) adalah sesuatu yang tidak pernah saya lakukan. Sekarang juga tidak akan terjadi pada orang lain," kata CEO Universal Music, David Joseph, yang dilansir Rolling Stone, Kamis (2/7/2015).
Dalam sebuah wawancara tahun 2011, terungkap bahwa lagu-lagu yang dihancurkan itu merupakan hasil kolaborasi dengan penulis lagu sekaligus musisi Stefan Skarbek.
Skarbek mengakui bahwa dirinya dengan Amy memang menggarap lagu, tetapi hasil akhir lagu itu dimiliki sepenuhnya oleh Universal.
"Kami menggarap lagu seperti Monkey Boy. Sangat menyenangkan dengan penuh canda. Hal terbesar saya dengannya (Amy) adalah saat dia datang ke studio saya di London. Dia selalu datang dengan cerita gila soal masalah dengan pacarnya, dan hal-hal seperti itu," kata Skarbek dalam wawancara dengan Rolling Stone.
Selain dengan Skarbek, Amy juga menyiapkan materi-materi untuk album solo bersama Raphael Saadiq dan Mos Def. Dia bahkan sudah memesan studio dengan Ronson dan Salaam Remi.
Proses kreatif Amy masih dijalani hingga beberapa pekan sebelum kepergiannya. Dia telah menghasilkan 14 lagu. Kini, tidak ada lagi yang tahu seperti apa lagu Amy itu.
Keputusan menghancurkan materi lagu tidak lepas dari upaya untuk menghindari sengketa pada masa akan datang. Sekaligus menghormati mendiang Amy Winehouse.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
