Menurut Erwin, butuh peran bersama untuk menciptakan iklim industri musik yang sehat dan ideal. Termasuk peran dari para musisi itu sendiri.
"Kalau ngomong selera masyarakat, orang selalu bilang yang sedang tren saat ini yang diminta masyarakat. Tapi, saya percaya gimana kita (musisi) memberi. Kalau kita kasih yang keren-keren, pasti bakal dimakan (oleh masyarakat). Harus kita balik pemikirannya," tegas Erwin yang dijumpai di Hard Rock Cafe, Jakarta, Rabu (29/10/2014).
Menurut Erwin, pada dekade 90-an dan awal 2000-an, musik negeri ini sempat mencapai titik yang bisa dikatakan baik. Pada masa itu, musisi memiliki idealisme yang kemudian dapat diterima dengan baik oleh pasar.
"Tahun 90-an, lagu 'Roman Picisan' dari Dewa itu susahnya minta ampun (untuk dinikmati). Tetapi mereka bisa mencapai penjualan album 2 juta kopi. Sekarang, orang mikir untuk laku harus bikin musik yang gampang atau simpel. Sebetulnya bukan itu. Kalau kita kasih yang variatif, orang bisa milih. Media punya peranan memberikan referensi. Membuat musik yang simpel itu hanya salah satu cara (meraih pasar), tapi cara yang lain banyak. Lewat lirik yang keren atau musik yang keren," terang Erwin.
"Roman Picisan" merupakan lagu Dewa yang terdapat dalam album "Bintang Lima." Album tersebut dirilis tahun 2000 dan menjadi pembuktian bahwa Dewa tetap hidup meski ditinggal Wong Aksan dan Ari Lasso.
Penjualan yang fantastis dari album besutan Ahmad Dhani ini cukup mendapat sorotan. Pasalnya, lagu yang disuguhkan Dewa dianggap memiliki musikalitas berbeda dari band-band pada era itu.
Untuk menggugah kembali memori Anda bersama lagu "Roman Picisan," simak klipnya di bawah ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
