"Ini baik ya, karena secara psikologis orang senang ditemani dan menerima informasi," kata Gofar saat berbincang dengan Medcom.id, di Jakarta, Senin 30 September 2019.
Menurut Gofar, informasi atau siaran audio memiliki keunggulan dibandingkan medium visual seperti televisi maupun koran. Audio bersifat fleksibel dan lebih mudah diterima masyarakat dalam kondisi apapun.
"Entah itu ketika menyetir mobil, di dalam kereta atau ketika berangkat ke kantor. Berbeda dengan visual seperti YouTube atau siaran TV, orang akan mantengin layar dengan mata terus-menerus," sambung Gofar.
Meski begitu, Gofar mengakui siaran audio memiliki banyak kelemahan. Banyak pendengar meninggalkan siaran audio karena merasa bosan serta topik yang dibahas tidak sesuai dengan yang diharapkan.
"Apalagi Podcast bisa kita stop atau download untuk mengulang lagi apa yang kita lewatin. Itu positif sekaligus negatifnya. Karena hal itu membuatnya tidak ada element of surprise," ungkapnya.
Untuk itu, Gofar menyarankan Podme.id bisa menyalurkan informasi audio dengan gaya bertutur yang menyenangkan dan enak didengar. Dengan begitu, Podme.id balal terus digandrungi pendengarnya.
"Makanya menurut gue kunci podcast yang berhasil adalah tidak flat. Setiap beberapa detik ada element of surprise, entah itu punch line yang lucu, yang menarik. Kalau itu semua hadir, podcaster akan bertahan," ujar dia.
Lebih lanjut Gofar mendukung platform terbaru yang diluncurkan Media Group tersebut. Dia ingin Podme.id menjadi wadah yang bisa digunakan masyarakat berkespresi sekaligus mendapatkn informasi yang positif.
"Gue harap Podme.id menjadi medium baru buat podtester baru yang mau berekspresi. Khususnya buat podcaster yang tidak percaya diri dengan nama besar spotify," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News